BAB
I : KONSEP DASAR MANAJEMEN
A.
PENGERTIAN MANAJEMEN
Istilah manajemen (management) diartikan oleh berbagai pihak dengan porspektif yang
berbeda, yaitu pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan,
kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya.
Pengertian manajemen menurut beberapa
ahli, sebagai berikut:
1.
John D.
Millet
Mengemukakan manajemen dengan istilah “the proses of directing and facilitating the
work of people organized in formal groups to achieve a desired goal”.
Manajemen adalah suatu proses
pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan
dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.
Millet lebih menekankan bahwa manajemen
sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain
saling berurutan, yakni:
1)
Proses
pengarahan (process of directing)
Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau
orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan.
2)
Proses
pemberian fasilitas kerja (process of
facilitating the work)
Yaitu rangkaian kegiatan untuk
memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan
pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang
terorganisasi dalamkelompok formal untuk pencapaian suatu tujuan.
2.
James A.
F. Stoner dan Charles Wankel
Mengemukakan manajemen dengan istilah “process of planning, organizing, leading,
and controlling the efforts of organization members and of using all other
organizational resources to achieve state organizational goals”.
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan
organisasi.
Stoner dan Wankel menekankan bahwa proses adalah cara sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan, yg meliputi:
1)
Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan;
2)
Pengorganisasian, mengkoordinasikan sumber daya manusia
serta sumber daya lainnya yg dibutuhkan;
3)
Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja
sebaik mungkin;
4)
Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai
atau tidak dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.
3.
Paul
Harsey dan Kenneth H. Blanchard
Mengemukakan manajemen dengan istilah “as working with and through individuals and
groups to accomplish arganizational goals”.
Manajemen
adalah suatu usaha yg dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi.
Harsey dan Kenneth memberikan batasan
manajemen, sebagai berikut:
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Dari defenisi diatas, menandung unsur-unsur
sebagai berikut:
1)
Elemen dasar manajemen sifat
Ø Manajemen
sebagai suatu seni
Yaitu
sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam aplikasi
ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
Ø Manajemen
sebagai suatu ilmu
Yaitu
akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan dan diorganisasikan untuk
mencapai kebenaran umum (general purposes).
2)
Elemen dasar manajemen fungsi
Ø Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan
untuk menetapkan tujuan terlabih dahulu pada suatu jangka waktu / periode
tertentu serta tahapan / langkah-langkah yang harus ditemuh untuk mencapai
tujuan tersebut.
Ø Pengorganisasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan
dalam pembagian kerja yg direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok
pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.
Ø Pengarahan
Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau
kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian
tujuan bersama.
Ø Pemotivasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh seorang atasan dalam memeberikan inspirasi, semangat, dan
kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu
kegiatan yang semestinya.
Ø Pengendalian
/ Pengawasan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan
untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui.
3)
Elemen dasar manajemen sasaran
ü Orang
(manusia)
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat
tertentu dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempat ia
bekerja sama untuk mencapai tujuan.
ü Mekanisme
kerja
Yaitu tata cara dan tahapan yang harus dilalui
orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
4)
Elemen dasar manajemen tujuan
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai
atas suatu pelaksanaan kegiatan.
Table 1.1 Perbandingan Batasan
Manajemen
No.
|
Pengembangan
|
Orientasi
|
Sasaran
|
Sesuatu yang Akan Diwujudkan
|
1.
|
John
D. Millet
|
Proses
pengarahan dan pemberian fasilitas kerja
|
Orang
dan kelompok formal
|
Tujuan
|
2.
|
John
A.F. Stoner dan Charles Wankel
|
Proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.
|
Anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
|
Tujuan
organisasi
|
3.
|
Paul
Hersey dan Kenneth H. Blanchard
|
Usaha
bersama
|
Individu
dan kelompok
|
Tujuan
organisasi
|
4.
|
MBS
|
Seni
dan ilmu untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan
pengendalian.
|
Orang
dan mekanisme kerja
|
Tujuan
|
B.
FILSAFAT MANAJEMEN
Secara etimologi filsafat berasal dari
bahasa Yunaniyg terdiri atas philein dan
Sophia. Philein artinya cinta dan Sophia
artinya kebijakan.
Ada
beberapa ahli yg mengemukakan konsep dari filsafat, yaitu :
1.
Moekijat
Mengemukakan
bahwa filsafat adalah suatu system pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu
dan memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Singkatnya suatu filsafat adalah suatu
cara hidup yang memiliki :
a)
Tujuan
tertentu
b)
Beberapa
nilai yang berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan
c)
Keyakinan
pada pihak para penganut bahwa nilai dan tujuan akhir bernilai untuk dikejar.
Filsafat
manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial.
2.
Davis dan
Filley
Menegemukakan bahwa dalam filsafat
manajemen terdapat factor-faktor dasar yang diperlukan dan memiliki hubungan
saling ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan, yakni :
a)
Kepentingan umum
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam
penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi
berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun
kepentingan masyarakat lingkungannya.
b)
Tujuan usaha
Tujuan usaha adalah perwujudan
aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari
laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
c)
Pimpinan pelaksana
Pimpinan pelaksana adalah individu yang diberi
kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah
diberikan kepadanya.
d)
Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau
ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan
oleh bawahan, serta memberikan arah kemana organisasi tersebut dikemudikan.
e)
Fungsi
Fungsi adalah aktivitas yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
f)
Factor dasar
Factor dasar meliputi factor-faktor
produksi asli ataau turunan, baik berupa alam, tenaga, modal, serta
pendukungnya, yang merupakan elemen yang harus harus ada dalam penyelenggaraan
organisasi.
g)
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah saluran yang
menunjukkan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melaksanakan pekerjaan
yang disertai dengan otoritas dan tanggung jawab serta ketangguhan untuk
tanggung gugat / mempertanggunjawabkan (accountability).
h)
Prosedur
Prosedur adalah tahapan tindakan yang
harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
i)
Moral kerja
Moral kerja adalah kondisi mental dari
individu atau kelompok menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan
mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir.
C.
ILMU DAN SENI MANAJEMEN
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk
melakukan tindakan guna memcapai tujuan. Manajemen sebagai suatu ilmu adalah
akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang
terorganisasikan.
Batasan tentang ilmu yang dikemukakan
oleh Goode dan Hatt bahwa ilmu merupakan suatu cara menganalisis yang
mengizinkan para ahlinya untuk menatakan suatu proposisi dalam bentuk
kualitasnya.
Berdasarkan batasan yang telah
dikemukakan diatas kalau kita bandingkan dapat diperoleh karakteristik pokok
yang terdapat pada pengertian ilmu itu, yaitu :
1.
Bersifat rasional
Rasional adalah suatu
sifat aktivitas berpikir yang ditundukkan pada logika formal dalam mengikuti
urutan berpikir silogisme.
2.
Bersifat empiris
Dikatakan bersifat
empiris karena kesimpulan yang diambil harus dapat ditundukkan pada pemeriksaan
atau pada verifikasi indera manusia.
3.
Bersifat umum
Bersifat umum artinya
kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu tersebut dapatdiverifikasi oleh peninjau
ilmiah.
4.
Bersifat akumulatif
Bersifat akumulatif
adalah apa yang dipelajari merupakan kelanjutan dari ilmu yg telah dikembangkan
sebelumnya.
Manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu
sehingga seorang manajer juga harus memiliki sifat ilmiah, yakni sebagai
berikut :
1.
Objektivitas
Yang dimaksud dengan
objektivitas adalah bahwa satu peninjauan yang dipentingkan adalah objeknya.
2.
Serba relative
Seorang manajer
sebagai ilmuan harus menerima realitas perubahan yang terjadi dan memberikan
dampakterhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka miliki.
3.
Skeptif
Yang dimaksud dengan
sikap skeptif adalah sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan yang cukup
kuat dasar pembuktiannya.
4.
Kesabaran intelektual
Mampu menahan diri
dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan dalam menyatakan suatu pendirian
ilmiah karena memang belum selesai dan belum lengkap hasil yg dicapai.
5.
Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam
sikap ilmiah adalah kesederhanaan dalam cara berpikir, cara menyatakan, dan
cara pembuktian.
6.
Tidak memihak kepada etik
Sikap tidak memihak
kepada etik adalah bahwa ilmu tidak mempunyai tujuan dan tugas untuk membuat
penilaian tentang hal yang baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu memiliki
tugas untuk mengemukakan hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara
nisbi.
Dalam bahasa Belanda,
keahlian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang diperoleh menurut saluran
biasa, yaitu menurut system pelajaran atau sistematik tertentu, disebut kunde (ilmu). Jika keahlian, kemahiran,
kemampuan, dan keterampilan tidakdapat lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu
dan sistematik biasa maka disebut kuast (seni).
Yang
dimaksudkan seni disini adalah seni dalam pengertian lebih luas dan umum, yaitu
merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan,
serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam
menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (human and natural
resources) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Dua konsep yang
dikemukakan oleh Peter Drucker, efisiensi
berarti “melakukan sesuatu dengan tepat” dan efektivitas berarti “melakukan sesuatu yang tepat”.
1.
Efisiensi
(efficiency) adalah kemampuan untuk meminimalkan penggunaa sumber daya dalam
mencapai tujuan organisasi : “melakukan dengan tepat”.
2.
Efektivitas
(effectiveness) adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai :
“melakukan hal yang tepat”.
Table
1.2 perbandingan Antara Ilmu dan Seni Manajemen
No.
|
Pembeda
|
Ilmu
|
Seni
|
1.
|
Makna
|
Akumulassi
pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang
terorganisasi atau pendekatan terhadap seluruh dunia empiris.
|
Keahlian,
kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode dan
teknik dala menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara
efisien dan efektif unutk mencapai tujuan.
|
2.
|
Ciri
pokok
|
Memiliki
sifat :
·
Rasional
·
Empiris
·
Umum
·
Akumulatif
|
Memiliki
sifat :
·
Ahli
·
Mahir
·
Mampu
·
Terampil
|
3.
|
Metode
|
v Observasi
v Rumusan permasalahan
v Akumulasi dan klasifikasi fakta
tambahan yang baru
v Generalisasi
v Rumusan hipotesis
v Testing dan verifikasi
|
Studi
Observasi
Praktik
lapangan
|
D.
MANAJEMEN, MANAJER DAN KETERAMPILAN
Batasan manajemen yang telah
dideskripsikan dan dijadikan pegangan dalam studi, selanjutnya seni dan ilmu
dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Manajer adalah seorang yang bertindak
sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang
dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku
untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat
bekerja secara lebih efisien dan efektif.
Table 1.4 Spesifikasi Manajemen,
Manajer dan Kepemimpinan
No.
|
Manajemen
|
Manajer
|
Kepemimpinan
|
1.
|
Seni
dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan
peengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
|
Seseoarang
yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan
pengendaliterhadaap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
|
Sikap
yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan
pengendali.
|
2.
|
Seni,
ilmu dan prosesnya.
|
Orang
atau pelakunya.
|
Sifat
atau jiwanya.
|
Spesifikasi manajer menurut James A.F.
Stoner dan Charles Wankel, yaitu :
1.
Manager work with and through other
people
Artinya manager
bekerja dengan dan melalui orang lain yakni bawahan, para penyedia, dan manajer
dalam hierarki yang sama maupun hierarki dalam organisasi lain.
2.
Managers are responsible and
accountable
Artinya manager
bertanggung jawab dan bertanggung gugat; tanggung jawab adalah kewajiban untuk
melakukan pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan tanggung gugat adalah kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab dan
otoritas menurut stanadar pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapakan.
3.
Managers ballence copeting goals and
set priorities
Artinya
manajer menyeimbangkan persaingan tujuan dan menetapkan prioritas.
4.
Managers must think analytically and
conceptually
Artinya
manajer harus berpikir secara analisis dan konseptual.
5.
Managers are mediators
Manger adalah
penengahatas perselisihan sehingga kontinuitas organisasi tidak mengalami
gangguan.
6.
Managers are politician
Artinya manajer
adalah politikus untuk menjalankan programnya dalam mencapai tujuan organisasi.
7.
Managers are diplomats
Artinya manajer
adalah diplomat yang mewakili organisasi dari unit kerja dan rapat-rapat dalam
organisasi.
8.
Managers are symbols
Artinya
manajer adalah lambang dari kesuksesan ataupun kegagalan organisasi.
9.
Managers make difficult decisions
Manajer mengambil keputusan yg sulit
dari permasalahan yang dihadapi organisasi.
Manajer
dapat diklasifikasikan dalam dua cara, yakni:
1.
Klasifikasi
manajer menurut rentang aktivitas organisasi yang ada dibawah tanggung
jawabnya;
Manajer
umum ialah seseorang yang bertanggung jawab atas semua aktivitas, seperti
produksi, penjualan, pemasaran, dan keuangan, untuk sebuah organisasi seperti
perusahaan atau sebuah anak perusahaan.
Manajer
fungsional ialah seorang manajer yang bertanggung jawab hanya atas satu
aktivitas organisasi, seperti manajemen keuangan atau manajemen sumber daya
manusia.
2.
Klasifikasi
manajer menurut hierarkinya dalam organisasi;
Top
manager
Yang
termasuk pada hierarki manajer ini adalah anggota board of director (dewan direksi) dan presden organisasi.
Middle
manager
Yang
termasuk dalam hierarki manajer ini adalah para kepala bagian, kepala divisi,
dan kepala seksi.
Lower
manajer
Yang
termasuk pada hierarki ini adalah para kepala mandor, kepala (chief), dan mandor.
Gambar
1.2 Hierarki manajer dan cakupan kegiatannya
3.
Klasifikasi
manajermenurut cakupan kegiatannya;
Dewan
direksi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola organisasi secara
keseluruhan.
Presiden
organisasi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola para manajer agar
terdapatkesatuan gerak dan tindakan untuk merealisasi tujuan.
Departemen
atau kepala divisi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola bawahan yang
meliputi spesialisasi kerjanya masing-masing.
Manajer
hierarki pertama, cakupan kegiatannya dalam usaha pekerjaannya sesuai dengan
tujuan organisasi.
George R.
Terry mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya, sebagai berikut:
1.
Perencanaan
(planning)
Dalam fungsi
perencanaan, manajer mamiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
Menetapkan,
mendeskripsikan, dan menjelaskan tujuan
Memprakirakan
Menetapkan
syarat dan dugaan tentang kinerja
Menetapkan
dan menjelaskan tugas untuk mencapai tujuan
Menetapkan
rencana penyelesaian
Menetapkan
kebijakan
Menetapkan
standar-standar dan metode penyelesaian
Mengetahui
lebih dahulu permasalahan yang akan dating dan mungkin terjadi
2.
Pengorganisasian
(organizing)
Dalam fungsi
pengorganisasian, manajer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
Mendeskripsikan
pekerjaan dalam tugas pelaksanaan
Mengklasifikasikan
tugas pelaksanaan dalam pekerjaan operasional
Mengumpulkan
pekerjaan operasional dalam kesatuan yang berhubungan dan dapat dikelola
Menetapkan
syarat pekerjaan
Mengkaji
dan menempatkan indivdu pada pekerjaan yg tepat
Mendelegasikan
otoritas yg tepat kepada masing-masing manajemen
Memeberikan
fasilitas ketenagakerjaan dan sumber daya lainnya
Manyesuaikan
organisasi ditinjau dari sudut hasil pengendalian
3.
Penggerakan
(actuating)
Dalam fungsi
penggerakan, manjer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
Member
tahu dan menjelaskan tujuan kepada para bawahan
Mengelola
dan mengajak para bawahan untuk bekerja semaksimal mungkin
Membimibing
bawahan untuk mencapai standar operasional (pelaksanaan)
Mengembangkan
bawahan guna merealisasikan kemungkinan sepenuhnya
Memberikan
orang hak untuk mendengarkan
Memuji
dan memberikan sanksi secara adil
Member
hadiah lewat penghargaan dan pembayaran untuk pekerjaan yang diselesaikan
dengan baik
Memperbaiki
usaha penggerakan dipandang dari sudut hasil pengendalian
4.
Pengendalian
(controlling)
Dalam fungsi
pengendalian, manajer memiliki deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
Membandingkan
hasil dengan rencana pada umumnya
Menilai
hasil dengan standar hasil pekerjaan
Menciptakan
alat yang efektif untuk mengukur pelaksanaan
Memberitahukan
alat pengukur
Memud
ahkan data yang detail dalam bentuk yang menunjukkan perbandingan dan
perttentangan
Menganjurkan
tindakan perbaikan apabila diperlukan
Memberitahukan
anggota tentang interprestasi yang bertanggung jawab
Menyesuaikan
pengendalian dengan hasil.
Aktivitas
manager adalah sebagai berikut:
1.
Bekerja
dengan dan melalui orang lain
2.
Menyeimbangkan
tujuan dan menetapkan proritas
3.
Bertanggungjawab
dan mempertanggungjawabkan
4.
Berpikir
analisis dan konseptual
5.
Bertindak
sebagai mediator / penengah
6.
Bertindak
sebagai politisi artinya kita harus pandai mengatur strategi
7.
Bertindak
sebagai diplomat atau wakil
8.
Bertindak
sebagai decision maker / pembuat keputusan
a.
KETERAMPILAN DAN PERAN MANAJER
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard
(1980:67) mengemukakan bahwa terdapat tiga bidang keterampilan yang penting
untuk melaksanakn proses manajemen bagi seorang manajer. Bidang keteramplan
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Keterampilan
Teknis (Technical Skill)
Yaitu
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, procedure, teknik dan akal
yang diperlukan unutk melaksanakan tugas spesifik yang diperoleh lewat
pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer membutuhkan keretampilan teksnis
yang cukup untuk menjalankan alat (mekanik) dari suatu pekerjaan tertentu yang
menjadi tanggung jawabnya.
2.
Keterampilan
Manusiawi (human Skill)
Yaitu
kemempuan dan pertimbangan yang diusahakan bersama orang lain, termasuk
pemahaman mengenai motivasi dan aplikasi tentang kepemimpinan yang efektif.
Manajer cukup memiliki keterampilan hubungan manusiawi agar dapat bekerja
dengan para bawahan dalam organisasi dan mengolah kelompoknya sendiri.
3.
Keterampilan
Konseptual (Conceptual Skill)
Yaitu kemempuan
memahami kompleksitas keseluruhan organisasi tempat seseorang beradaptasi dalam
operasi.
Gambar 1.2 Keterampilan Yang diperlukan manajer
pada semua hierarki
= MANAGERIAL SKILL
= TECHNICAL SKILL
Artinya :
Semakin tinggi kecenderungan seorang
manajer dalam hierarki organisasi, semakin besar ia terlibat dalam keputusan
yang lebih luas dan kompleks, keputusan jangka panjang yang mempengaruhi bagian
yang besar dari organisasinya. Bagi manajer puncak, yang memiliki tanggung
jawab terhadap organisasi secara keseluruhan, yang paling penting di antara
ketiga bidang keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual.
Keterampilan manusia/social amat
penting bagi setiap hierarki manajer. Hal ini disebabkan dalam melaksanakan
pekerjaannya melalui orang lain, keterampilan teknis atau keterampilan
konseptual yang dimiliki manajer tidak akan tinggi nilainya apabila tidak dapat
digunakan untuk memberi stimulus dan mempengaruhi bawahan yang terikat dalam
suatu organisasi.
Semakin tinggi kedudukan seorang
manajer dalam suatu hierarki organisas, semakin sedikit keterampilan teknis
yang diperlukan. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan seorang manajer dalam
suatu hierarki organisasi, semakin penting keterampilan teknis yang diperlukan.
E.
PROSES MANAJEMEN
Fungsi manajer ke dalam organisasi
dapat dilihat dari dua sudut, antara lain:
1.
Fungsi
manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian.
Pendistribusian fungsi yang dimaksud
maeliputi:
Perncanaan (planning)
Aktivitas perencanaan dilakukan unutk
menetapkan sejumlah pekerjaan yang harus dilaksanakan kemudian. Setiap manajer
dituntut terlebih dahulu agar mereka membuat rencana tentang aktivitas yang
harus dilakukan. Perencanaan tersebut merupakan aktivitas membuat dengan
menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang dalam merumuskan aktivitas
yang di rencanakan
Tujuan dari setiap organisasi dalam
proses perencanaan merupakan hal yang sanagt penting karena tujuan inilah yang
menjadi pegangan dalam aktivitas selanjutnya. Tujuan yang ingin direalisasikan
tersebut harus tetap diperhatikan,dipedomani,dan dijadikan bacaan oleh setiap elemen
organisasi,khususnya maneger yang memegang kemudi organisasi.
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian
sebagai fungsi manajemen yang kedua adalah organisasi, baik dalam arti statis
maupun dinamis. Organisasi dalam arti
statis adalah skema,bentuk,bagian yang menunjukan fungsi serta otoritas dan
tanggung jawab yang berhubungan satu sama lain dari individi yang diberi tuga atau tanggung jawab atas
setiap fungsi yang bersangkutan.
Pengarahan (directing)
Aktivitas
pengarahan adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan pemberian perintah dan saran. Hal ini mengandung permasalah dalm menunjukan rencana yang
penting kepada bawahanya yang bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Selain
tu,penting juga hubungan individual setiap saat diantara manajer dan para
bawahannya yang terikat dalam organisasi.
Agar
organisasi selalu dinamis,manajer haruslah memeberikan perintah dan saran
kapada bawahan yang sudah ditempatkan pada posisi sesuaia dengan kemampuannyan.
Perintah dan saran yang diberikan olah manajer harus jelas dan relistis. Karena
kesamaran perintah dan saran yang diberian oleh manajer kepada bawahan akan
memberikan dampak negative dalam pelaksanaannya. Salah sayunya adalah bawahan
ragu melaksanakan kerja sehingga penyelesaian pekerjaan akan engalami
keterlambatan.
Pemotivasian (motivating)
Agar
tercipta keadan kerja yang menggairahkan, manajer harus melaksanakan
fungsinya,memotivasi bawahannya. Motivasi dimaksudkan setiap perasaan,
kehendak, atau keinginan yang sangat memengaruhi kemauan individu. Dengan
demikian,individu tersebut didorong berperilaku dan bertidak mencapai tujuan.
Manajer
haruslah meyadari bahwa yang mendorong bawahan untuk mau bekarja dengan giat
dan konsekuen berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnaya.
Perbedaan tersebut diakibatkan oleh adnya perbedan motif, tujuan,dan kebutuhan
dari masing-masing individu untuk bekerja,juga karena perbedaan waktu dan
tempat. Oleh kaerena itu,dalam memotivasi bawahan,manajer harus menyelidiki
terlebih dahulu daya stimulus mana yang lebih tepat.
Pengendalian (controlling)
Dengan
aktivitas pengendalian,berari manjer harus mengevaluasi dan menilai pekerjaan
yang dilakukan para bawahan. Demikian pula manajer harus mengevaluasi dan
menilai pelaksanan rencana kerja secara makro untuk mengetahui apakah pekerjaan
diakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
Pengendalian
pelaksanaan pekerjaan yang diberikan kapada bawahan tidaklah dimaksudkan untuk
mencari kesalahan bawahan semata-mata. Akan tetapi, hal itu dilakukan untuk
membimbing bawahan agar pekerjaan yang dilakukan yang seuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Dengan kata lain, aktivitas pengendalian dimaksudkan untuk
mecari penyimpangn sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan kearah rencana
yang telah ditetapkan. Aktivitas ini berari bahwa dalam mengooperasikan
fungsinya, manajer berusaha membimbing bawahan ke arah terlisasinya tujuan
organisasi.
2.
Fungsi
manajer dari sudut spesialisasi kerja, yaitu keuangan, ketenagakerjaan,
pemasaran, pembelian, produksi, dan sejenisnya.
Pendistribusian
fungsi yang dimaksud, ialah:
a.
Fungsi keuangan
Dalam
bidang keuangan, manajer harus berusaha agar posisi keuangan organisasi setiap
saat dapat memberikan dana dalam aktivitas secara rutin maupun berkala.
b.
Fungsi ketenagakerjaan
Dalam
bidang ketenagakerjaan, manajer harus berusaha agar bawahan selalu ada dalam
kondisi moraldan disiplin kerja yang tinggi. Dengan kondisi moral dan disiplin
yang tinggi, bawahan diharapkan mampu memberikan angka kontribusi produktivitsa
yg tinggi pula. Dengan timgginya angka produktivitas kerja berarti organisasi
dapat mewujudkan tujuan.
c.
Fumgsi pemasaran
Dalam
bidang pemasaran, manajer harus berusaha agar pelaksanaan aktivitas organisasi
yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen dapat
memenuhi para konsumen dengan sebaik-baiknya.
d.
Fungsi pembelian
Dalam
bidang pembelian, manajer harus berusaha agar pembelian bahan baku dan bahan
penolong dapat terjamin kualitasnya dan dengan harga yang serendah mungkin.
Dengan demikian, bahan baku dan bahan penolong tersebut setelah diproses mampu
memberikan keluaran produksi yang berkualitas.
e.
Fungsi produksi
Dalam
bidang produksi, manajer harus berusaha agar barang dapat diproduksikan dengan
teknik yang tidak berbelit. Dengan demikian, proses produksi tidak memerlukan
alokasi dana dan waktu yang tinggi, serta kualitas produksi dapat terjamin.
Secara singkat proses produktivitas dapat dicapai secara efisien dan efektif.
BAB II : SEJARAH MANAJEMEN
A.
TEORI MANAJEMEN
Teori dan prinsip
manajemen memberika kemudahan dalam menentukan hal-hal yang harus dikerjakan
untuk dpat secara efektif menjadi seorang manajer, yaitu orang yang menjalankan
fungsi manajemen.
Ada beberapa teori manajemen, antara
lain:
1.
Teori
manajemen ilmiah.
Teori manajemen
ilmiah adalah pendekatan manajemen,
dirumuskan oleh Fredrick A. Taylor, dan kawan-kawan antara tahun 1890dan 1930,
yang mencoba menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan tugas
apa pun, dan untuk menyeleksi, melatih, dan memotivasi pekerja.
Pandangan dari
tokoh-tokoh perumus teori manajemen ilmiah, antara lain:
a.
Robert
Owen
Robert Owen hidup
pada tahun 1771-1858. Pada tahun 1800-an ia adalah seorang manajer pada
beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanars, Skotlandia.
Kontribusinya
terhadap manajemen, antara lain:
·
Membangun
perumahan bagi pekerja.
·
Menyediakan
kebutuhan rumah tanggabagi pekerja
·
Menetapkan
mekanisme kerja spesifik
·
Penilaian
harian terhadap para pekerja secara terbuka
b.
Charles
Babbage
Charles Babbage hidup
pada tahun 1792-1871. Dasar keyakinan Babbage bahwa aplikasi prinsip ilmiah
pada proses kerja akan meningkatkan produktivitas dan menekan biaya.
Kontribusinya
terhadap manajemen ialah prinsip pembagian kerja sehingga setiap pekerjaan
harus dipecah dan setiap pekerja harus dididik dengan keterampilan spesifik
untuk menyelesaikan pekerjaan.
c.
Frederick
W. Taylor
Frederick W. Taylor
hidup pada tahun 1856-1915. Ia merupakan salah satu tokoh manajemen ilmiah yang
palin termasyhur sehingga mendapat sebutan dengan bapak manajemen ilmiah.
Kontribusinya
terhadap manajemen ialah penemu manajemen ilmiah dengan prinsip sebagai
berikut:
·
Pengembangan
manajemen ilmiah sebenarnya, misalnya metode terbaik untuk menyelesaikan setiap
pekerjaan.
·
Seleksi
secara ilmiah kepada para pekerja sehingga pekerja diberi tugas dan tanggung
jawab yang cocok.
·
Kerja
sama yang bersahabat antara manajemen dan pekerja.
d.
Henry
L. Gantt
Henry L. Gantt hidup
pada tahun 1861-1919. Rendahnya motivasi yang dicapai mengakibatkan Gantt
meninggalkan system tariff upah diferensial untuk diubah menjadi satu inovasi
baru berupa motivasi kerja kepada para bawahan.
Kontribusinya
terhadap manajemen ialah:
·
Meninggalkan
system tarif upah diferensial dan menggantikannya dengan motivasi kerja.
a.
Setiap
pekerja yang menyelesaikan pekerjaannya diberikan bonus $ 50 sen.
b.
Mandor
akan menerima bonus apabila seluruh pekerja mencapai standar.
·
Penggambaran
jadwal produksi dengan Gantt Chart.
e.
Pasangan
Gilberth
Frank B. Gilberth
hidup pada tahun 1868-1942. Sedangkan Lilian M. Gilberth sebagai istri hidup
pada tahun 1878-1972. Pasangan Gilberth berpendapat bahwa studi gerak akan
meningkatkan semangat kerja bagi bawahan karena keuntungan fisiknya yang nyata
dan karena dapat menunjukkan perhatian manajemen pada para bawahan.
Kontribusinya terhadap
manajemen ialah studi gerak dan waktu meningkatkan semangat kerja. Keduanya
mengembangkan rencana tiga kedudukan, yaitu:
·
Mengerjakan
pekerjaan saat ini
·
Mempersiapkan
diri untuk jabatan yang lebih tinggi
·
Melatih
penggantinya dalam waktu yang bersamaan.
2.
Teori
organisasi klasik
Teori organisasi
klasik adalah suatu usaha, dipelopori oleh Henry Fayol, untuk mengenali
prinsip-prinsip dan keterampilan yang mendasari manajemen yang efektif.
Pandangan menurut
para ahli organisasi klasik antara lain :
a.
Henry
Fayol
Pengembang teori
organisasi klasik adalah Henry Fayol yang hidup pada tahun 1841-1925.
Kontribusi besar bagi pola pikir manajemen menurut Fayol adalah manajemen
bukanlah suatu bakat, tetapi suatu keterampilan seperti halnya keterampilan
lainnya.
Fayol mulai
mengembangkan ilmu manajemen dengan membagi perusahaan menjadi enam aktivitas
yang saling bergantungan, yaitu sebagai berikut:
Fungsi
teknis (technical), yaitu memproduksi
dan membuat produk.
Fungsi
komersial (commercial), yaitu membeli
bahan baku dan menjual produk.
Fungsi
financial (financial), yaitu
memperoleh dan menggunakan modal.
Fungsi
keamanan (security), yaitu melindungi
para bawahan dan aktiva perusahaan.
Fungsi
akuntansi (accounting), yaitu
mencatat dan mengecek biaya, keuntungan, dan utang-utang, menyiapkan neraca,
serta menghimpun statistic.
Fungsi
manajerial (managerial).
Orientasinya
adalah pada fungsi manajerial sehingga ia mendefenisikan manajemen dengan cara
membagi lima fungsi, yaitu:
a. Perencanaan (planning), berarti menentukan suatu cara bertindak yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
b. Pengorganisasian (organizing), berarti memobilisasi sumber daya manusia dan sumber
daya alam dari organisasi untuk mewujudka rencana menjadi suatu hasil.
c. Pengomandoan (commanding), berarti memberikan pengarahan kepada para bawahan dan
mengusahakan mereka untuk mengerjakan pekerjaannya.
d. Pengoordinasian (coordinating), memastikan bahwa sumber daya dan aktivitas
organisasi bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan.
e. Pengendalian (controlling),
Prinsip manajemen
yang dikembangkan Fayol yang mendasari perilaku manajerial yang efektif adalah:
a.
Pembagian
kerja (division of labour)
Semakin
orang menjadi spesialis, semakin efisien mereka dapat mengerjakan tugasnya.
Lini perakitan modern dapat dianggap sebagai contoh penerapan dari prinsip ini.
b.
Otoritas
(authority)
Manajer
harus memberikan perintah sehingga tugas selesai. Walaupun wewenang formal membenarkan mereka memberi
perintah, manajer tidak selalu memaksa kepatuhan kecuali mereka mereka juga
mempunyai wewenang pribadi (seperti
pengalaman yang relavan).
c.
Disiplin
(dicipline)
Anggota
dari organisasi perlu menghormati peraturan dan persetujuan yang mengatur
organisasi. Disiplin berasal dari kepemimpinan yang baik pada semua tingkat
pada organisasi, persetujuan yang adil (seperti membekali untuk menghargai
prestasi superior), dan penerapan sanksi yang bijaksana untuk pelanggaran.
d.
Kesatuan
perintah (unity of command)
Setiap
karyawan harus menerima instruksi hanya dari satu orang
e.
Kesatuan
arah (unity of direction)
Operasi
dalam organisasi yang mempunyai objektif sama harus diarahkan oleh seorang
manajer menggunakan satu rencana.
f.
Kepentingan
individual di bawah kepentingan umum.
Dalam
keadaan apa pun, kepentingan pribadi karyawan tidak boleh didahulukan dari
kepentingan organisasi secara keseluruhan.
g.
Pemberian
upah (remuneration)
Kompensasi
terhadap pekerjaan yang dilakukan harus adil bagi karyawan dan majikan.
h.
Sentralisasi (centralization)
Mengurangi
peran bawahan dalam pembuatan keputusan adalah sentralisasi; menigkatkan peran
mereka adalah desentralisasi.
i.
Hierarki
(hierarchy)
Garis
wewenang dalam sebuah organisasi-sekarang sering kali digambarkan dengan rapi
berupa kotak-kotak dan garis dari bagan organisasi-berjalan menurut peringkat
dari manajemen puncak ke tingkat yang paling bawah dari perusahaan.
j.
Susunan/tertib
(order)
Material
dan orang harus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
k.
Keadilan
(equity)
Manajer
harus bersahabat dan adil kepada bawahan.
l.
Stabilitas
staf (stability of staff)
Banyaknya
karyawan yang keluar mengungkapkan fungsi efisiensi dari sebuah organisasi.
m.
Inisiatif
(initiative)
Bawahan
harus diberi kebebasan untuk memikirkan dan melaksanakan rencana mereka,
walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi.
n.
Semangat
korps
Mempromosikan
semangat tim akan memberikan rasa kesatuan pada organisasi.
F.
Max Weber
Menurut Max Weber
(1864-1920),organisasi ideal pastilah sebuah birokrasi yang aktivitas dan tujuan dipikirkan secara rasional dan
pembagian tugas dari para karyawannya dinyatakan dengan jelas.
Weber juga percaya
bahwa kompetensi teknik harusn ditekankan dan bahwa evaluasi prestasi kerja
harus berdasarkan pada keunggulan.
b.
Hugo
Munsterberg
Hugo Munsterberg hidup tahun 1865-1916
dan telah memberikan kontribusi yang besar dalam aplikasi psikologi guna
membantu tercapainya tujuan produktivitas sebagaimana diharapkan oleh manajer
lain.
Peningkatan
produktivitas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Menemukan
orang yang terbaik (bawahan yang kualitas mentalnya terbaik untuk pekerjaan
tersebut).
2.
Menciptakan
pekerjaan yang terbaik (kondisi psikologis yang ideal untuk mencapai
produktivitas secara maksimum).
3.
Menggunakan
pengaruh psikologis, yang disebut pengaruh yang paling mungkin untuk memotivasi
para bawahan.
c.
Elton
Mayo
Elton Mayo hidup pada tahun 1880-1949
dan menemukan bahwa insentif berupa finansial apabila diberikan untuk
menyebabkan peningkatan produktivitas.
Kontribusiyna terhadap Manajemen ialah
para pekerja akan bekerja lebih keras, apabila mereka yakin bahwa manajemen
memikirkan kesejahteraan mereka. Mayo mengusulkan perlunya pelatihan yang
mendalam tentang psikologis, sosiologi, dan antropologi serta metode penelitian
yang canggih.
B.
PENDEKATAN DINAMIC ENGAGEMENT
Pendekatan dynamic engagement (dinamis) memnadang bahwa
factor waktu dan hubungan manusia hubungan manusia mempengaruhi konsep
manajemen.
Menurut Stoner J. A.
, R.E. Freeman dan D.R. Gilberth Jr. (1995), terdapat enam tema teori manjemen
dalam pendekatan dinamis, yaitu:
1.
Lingkungan
organisasi yang baru.
Pimpinan disarankan
tidak hanya peduli terhadap masalah yang dihadapainya, namun juga terhadap
masalah yang dialami manajer lainnya, baik dalam maupun luar organisasi.
2.
Etika dan
tanggung jawab social.
Pada tahun 1982,
Thomas Peters dan Robert Waterman mengarang buku In Search of Excellence. Perusahaan memiliki masalah etika dan
tanggung jawab social yang terkait dengan moral para karyawan, yang kemudian
akan memeberikan kebanggaan dan dorongan moral bagi setiap karyawan sehingga
berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan, yang berdampak pada
pencapaian kinnerja perusahaan.
3.
Globalisasi
dan manajemen.
Era globalisasi
menyebabkan dunia seolah-olah “mengkerut” dan batas-batas geografis seperti
memudar (borderless). Oleh karena
itu, pihak manajemen dari perusahaan perlu menyiasati fenomena globalisasi.
4.
inventing dan reinvengting organisasi.
Beberapa kasus
menunjukkan bahwa perusahaan besar yang tidak efisien dan mulai kehilangan daya
saing dapat memeperbaiki kinerjanya melalui proses rekayasa ulang perusahaan,
baik dalam organisasi, teknologi, dan kompetensi SDM.
5.
Budaya
dan multibudaya.
Dengan mengklaim
keunikan budaya local atau budaya komunitas, tuntutan para manajer sekarang
jauh lebih berat dan kompleks (complicated)
dibanding para manajer pada saat-saat awal konsep manajemen dikembangkan.
6.
Kualitas
Pada saat ini konsep TQM (Total Quality management) sebagai
alat bantu untuk menjamin pencapaian standar kualitas sebagai target
kinerja.
BAB
III : LINGKUNGAN BUDAYA DAN ORGANISASI MANAJEMEN
A.
LINGKUNGAN ORGANISASI
Pada dasarnya asumsi dasar dari teori
sistem adalah organisasi tidak akan pernah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
maupun tidak berdiri sendiri. Sebaliknya, organisasi tukar-menukar sumber daya
yang tergantung pada linkungan eksternal.
Linkungan eksternal adalah semua elemen
diluar organisasi yang relavan untuk operasinya, termasuk elemen tindakan
langsung dan elemen tindakan tidak langsung. Elemen tindakan langsung adalah
elemen dari lingkungan yang secara langsung mempengaruhi aktivitas sebuah
organisasi.elemen tindakan langsung juga disebut pihak yang berkepentingan
yakni kelompok yang secara langsung atau tidak langsung terpengaruh oleh cara
organisasi berusaha mencapai sasarannya. Sedangkan elemen tindakan tidak langsung
adalah elemen dari lingkungan eksternal yang mempengaruhi iklim tempat
aktivitas organisasi berlangsung tetapi tidak langsung mempengaruhi organisasi.
Organisasi mengambil input dari
linkungan eksternal, melakukan transformasi menjadi produk atau jasa, dan
mengirimnya kembali ke lingkungan eksternal sebagai output. Input adalah sumber
daya dari lingkungan, seperti bahan mentah dan tenaga kerja, yang mungkin
memasuki sistem organisasi. Output adalah input yang sudah ditransformasikan
dan dikembalikan pada lingkungan eksternal sebagai produk atau jasa.
a.
ELEMEN DARI LINGKUNGAN TINDAKAN
LANGSUNG
Elemen
tindakan tidak langsung terdiri dari 2 pihak yaitu:
·
Pihak
yang Berkepentingan Eksternal
·
Pihak
yang Berkepentingan Internal
1.
Pihak
yang berkepentingan Eksternal
Adalah
kelompok atau individu dalam lingkungan eksternal sebuah organisasi yang
mempengaruhi aktivitas.
Pihak yang berkepentingan eksternal yang
mempengaruhi aktivitas organisasi dari luar organisasi tersebut, adalah:
i.
Pelanggan
Pelanggan menukarkan sumber daya, pada
umumnya berbentuk uang, dengan produk atau jasa organisasi. Seorang manajer
pemesaran menganalisis pelanggan potensial dan kondisi pasar serta menentukan
kampanye pemasaran berdasarkan analisis tersebut.
ii.
Pemasok.
Apa yang diambil organisasi dari
lingkungan, dan apa yang dikerjakan dengan apa yang dibawa masuk, akan
menentukan mutu dan harga produk akhirnya. Organisasi tergantung pada pemasok
material dan tenaga kerja serta akan mencoba mengambil keuntungan dari
persaingan diantara pemasok untuk memperoleh harga yang lebih rendah, pekerjaan
dengan mutu yang lebih baik, secar penyerahan produk kepada pelanggan secara
lebih cepat.
iii.
Pemerintah
Pemerintah tidak boleh menggunakan
pengaruh langsung pada bisnis, tetapi hanya membatasi dengan hanya mengurus
Undang-undang dan peraturan, membiarkan pasar bebas untuk membentuk ekonomi.
iv.
Kelompok
khusus
Adalah kelompok orang yang
mengorganisasikan menggunakan proses politik untuk memajukan posisi mereka
dalam isu tertentu, seperti aborsi dan pembatasan senjata api.
v.
Lembaga
konsumen
Pelanggan yang tidak puas dapat memilih
keluar, artinya melakukan bisnis di tempat lain, atau untuk menyuarakan keluhan
mereka, loyalitas pelanggan pada organisasi akan menentukan pilihan mana yang
dipakai.
vi.
Media
Para manajer di kebanyakan organisasi
besar menyadari mereka beroperasi dalam akuarium, artinya setiap tindakan akan
menjadi subjek penelitian yang mendalam.
2.
Pihak
yang Berkepentingan Internal
Pihak
yang berkepentingan internal antara lain:
i.
Karyawan
Sifat
dari tenaga kerja adalah berubah dalam kebanyakan organisasi, sebagian karena
faktor demografi.
ii.
Pemegang
Saham dan dewan direksi
Struktur
yang mengatur perusahaan publik yang besar memungkinkan pemegang saham untuk
mempengaruhi sebuah perusahaan dengan menggunakan hak memberikan suara.
b.
ELEMEN LINGKUNGAN TINDAKAN TIDAK
LANGSUNG
Komponen
tindakan tidak langsung dari lingkungan eksternal dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu:
i.
Variabel
sosial
Adalah
berbagai faktor seperti demografik, gaya hidup, dan nilai-nilai sosial, yang dapat
mempengaruhi sebuah organisasi dari lingkungan eksternalnya.
ii.
Variabel
ekonomi
Adalah
kondisi ekonomi pada umumnya dan kecenderungan yang mungkin merupakan faktor
dalam aktivitas sebuah organisasi.
iii.
Variabel
politik
Adalah
berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi aktivitas sebuah organisasi sebagai
hasil dari proses atau iklim politik.
iv.
Variabel
teknologi
Adalah
perkembangan baru dalam produk atau proses, disamping kemajuan dalam ilmu
pengetahuan, yang dapat mempengaruhi aktivitas organisasi.
B.
KONSEP DASAR ORGANISASI
a.
DEFENISI ORGANISASI
Organisasi dapat didefenisikan sebagai
sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk merealisasikan
tujuan bersama.
Ada tiga elemen dari organisasi yaitu:
1.
Sekelompok
orang
Bahwa sekelompok orang yang menggabungkan
diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah
dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh
tanggung jawab.
2.
Interaksi
dan kerja sama
Bahwa dalam suatu organisasi yang
terdiri dari sekelompok orang tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik,
saling memberi dan menerima, dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan
merealisasikan maksud, sasaran dan tujuan.
3.
Tujuan
bersama
Bahwa dalam suatu organisasi yang
terdiri dari sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama
tersebut diarahkan pada satu titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan ingin
direalisasikan.
Defenisi organisasi menurut Gareth Morgan dan Stephan P.
Robin sebagai berikut:
a.
Kesatuan
rasional dalam mengejar tujuan
Organisasi
ada untuk mencapai tujuan dan perilaku para anggota organisasi dapat dijelaskan
sebagai pengajaran rasional terhadap tujuan tersebut.
b.
Koalisi
dari para pendukung yang kuat
Organisasi
terdiri atas kelompok yang masing-masing mencoba untuk memuaskan kepentingan
sendiri, dengan menggunakan kekuasaan mereka untuk mempengaruhi sumber daya
dalam organisasi.
c.
Sistem
terbuka
Organisasi
adalah sistem transformasi masukan dan keluaran yang bergantung pada lingkungan
untuk kelangsungan hidupnya.
d.
Sistem
yang memproduksi arti
Organisasi
adalah kesatuan yang diciptakan secara artifisial, yakni diciptakan secara
simbols dan dipertahankan oleh manajemen.
e.
Sistem
yang digabungkan secara longgar
Organisasi
terdiri atas unit-unit yang relatif berdir sendiri, dapat mengejar tujuan yang
tidak sama, dan bahkan saling bertentangan.
f.
Sistem
politik
Organisasi
terdiri atas pendiri internal yang mencoba memperoleh kendali dalam proses
pengambilan keputusan agar dapat memperbaiki posisi mereka.
g.
Alat
dominasi
Organisasi
menempatkan para anggotanya ke dalam kotak-kotak pekerjaan yang mengahambat apa
yang akan mereka lakukan dan individu yang dengannya mereka dapat berinteraksi.
h.
Unit
pemrosesan informasi
Organisasi
menafsirkan lingkungannya, mengkoordinasikan aktivitas, dan memudahkan
pembuatan keputusan dengan memproses informasi secara horisontal dan vertikal
melalui struktur hierarki.
i.
Penjara
psikis
Organisasi
menghambat para anggota dengan membuat deskripsi pekerjaan, departemen, devisi,
dan perilaku standar yang dapat diterima dan tidak dapat diterima.
j.
Kontrak
sosial
Organisasi
terdir atas sejumlah persetujuan yang tidak tertulis ketika para anggota
melakukan perilakukan perilaku tertentu dan untuk itu mereka menerima imbalan.
Berdasarkan deskripsi tentang
organisasi diatas, pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan
antarpekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan
fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien,
Tahapan pengorganisasian adalah:
a.
Mengetahui
dengan jelas tujuan yang dicapai
b.
Deskripsi
pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu
c.
Klasifikasi
aktivitas dalam kesatuan yang praktis
d.
Memberikan
rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan
prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau
kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.
b.
INDIVIDU DAN PERILAKU ORGANISASI
Ada empat ciri utama individu yang
mempengaruhi efektivitas organisasi yaitu:
1.
Persepsi
Adalah
proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
Faktor
yang mempengaruhi persepsi seorang atau orang lain, objek dan tanda antara
lain:
a.
Organisasi
persetual
Adalah
kecenderungan individu menyusun pola stimulus dari segi hubungan gambar latar
belakang.
b.
Stereotip
Cara
manajer mengelompokkan para bawahan seringkali merupakan suatu refleksi dari
prasangka konseptualnya.
c.
Persepsi
selektif
Sangat
penting bagi manajer karena mereka seringkali menerima sejumlah besar informasi
dan data.
d.
Karateristik
manajer
Manajer
yang mempersepsi perilaku dan perbedaan individual dari para bawahan
dipengaruhi oleh sifatnya sendiri.
e.
Faktor
situasional
Tekanan
waktu, sifat individu yang bekerja sama dengan manajer, dan faktor-faktor
situasi lain mempengaruhi ketelitian persepsi.
f.
Kebutuhan
Kebutuhan
dan keinginan individu, demikian pila manajer akan mempengaruhi.
g.
Emosi
Emosi
seseorang banyak mempengaruhi persepsi yang kuat.
2.
Sikap
Adalah kesiapsiagaan mental yang
diorganisasikan melalui pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu kepada
tanggapan seseorang terhadap orang, objek, situasi yang berhubungan dengannya.
Pengaruhnya terhadap manajer adalah:
a.
Sikap
menentukan kecenderungan individu terhadap segi tertentu dari dunia ini.
b.
Sikap
memberikan dasar emosional bagi hubungan interpersonal seseorang dan
pengenalannya terhadap orang lain.
c.
Sikap di
organisasi dan dekat dengan kepribadian.
3.
Kepribadian
Salah satu masalah rumit yang harus
dipahami oleh para manajer suatu organisasi adalah hubungan antara perilaku dan
kepribadian.
Pendekatan konseptual yang seringkali
digunakan untuk memahami kepribadian individu adalah:
a.
Pendekatan
ciri
Adalah
kecenderungan yang dapat diduga, yang mengarahkan perilaku individu berbuat
dengan cara yang konsisten dan khas.
b.
Teori
psikodinamis
Freud
mengemukakan bahwa perbedaan individu dalam kepribadian dengan menajukan
pendapat bahwa individu menghadapai motivasinya yang utama secara berbeda.
c.
Teori
humanistis
Teori
humanisitis menekankan pentingnya cara mempersepsikan dunia mereka dan kekuatan
yang mempengaruhinya.
4.
Belajar
Adalah proses terjadinya perubahan yang
relatif tetap dalam perilaku sebagai akibat dari praktik.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah:
a.
Motivasi
b.
Kecerdasan
c.
Tuntutan
pekerjaan
d.
Linkungan
d.
KELOMPOK DAN PERILAKU ORGANISASI
Defenisi
kelompok organisasi menurut para ashli antara lain :
1.
J.W. Mc
David dan M.Harari (1968:237)
Mendefenisikan kelompok sebagai:
a.
Peran
yang ada dalam kelompok:
·
Peran
yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang dianggap harus dilakukan oleh
orang yang mendududki posisi yang bersangkutan.
·
Peran
yang dimainkan adalah peran yang benar-benar dilakukan oleh seseorang.
b.
Norma
adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok, yaitu:
·
Norma
hanya dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang penting dalam kelompok
·
Norma
diterima dari berbagai macam hierarki oleh para anggota kelompok.
·
Norma
mungkin berlaku bagi setiap anggota atau mungkin hanya berlaku bagi beberapa
anggota kelompok saja.
2.
Gibson
dan Donnely (1984:324-325)
Ada dua tipe kelompok, yaitu kelompok
formal dan kelompok informal dengan beberapa alasan, yaitu:
a.
Pemuasan
kepuasan
Untuk
memperoleh kepuasan atas terpenuhinya kebutuhan dapat merupakan stimulus yang
kuat untuk pembentukan kelompok.
b.
Kedekatan
dan daya tarik
Adalah
jarak fisik antara para bawahan yang melaksanakan pekerjaan.
c.
Tujuan
kelompok
Apabila
dipahami secara saksama tujuan kelompok dapat merupakan alasan mengapa individu
tertarik kepada kelompok.
d.
Alasan
ekonomi
Seringkali
individu membentuk kelompok karena mereka berpendapat bahwa mereka dapat
memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar daripada pekerjaan mereka.
3.
Brenrd
Bass (1965:197-198)
Asumsi bahwa kelompok menempuh tahap
perkembangan sebagai berikut:
a.
Komunikasi
dan pengambilan keputusan
Komunikasi
menghasilkan kepercayaan yang meningkat dan bahkan menimbulkan interaksi yang
lebih banyak diantara para anggota kelompok.
b.
Saling
menerima
Para
anggota secara spesifik bersedia menyatakan pendapatnya, sikap dan
kepercayaannya.
c.
Motivasi
dan produktivitas
Kelompok
bekerja sebagai unit yang bekerja sama dan tidak sebagai unit yang
berkompetisi.
d.
Pengendalian
dan organisasi
Tingkat
dimana afiliasi kelompok dinilai dan para anggotanya dikelola oleh norma
kelompok.
Karakteristik kelompok adalah:
a.
Struktur
Struktur
menunjukkan adanya hierarki suatu organisasi.
b.
Hierarki
status
Status
yang diberikan pada posisi tertentu merupakan konsekuensi dari karakteristik
tertentu, yang membedakan antara posisi yang satu dengan posisi yang lainnya.
c.
Peran
Setiap
posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling berhubungan, yang
terdiri atas perilaku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi
tersebut.
d.
Norma
Adalah
standar yang diterima oleh para anggota kelompok.
e.
Kepemimpinan
Pemimpin
kelompok memiliki pengaruh tertentu bagi para anggota kelompok.
f.
Kesatupaduan
Kesatuapduan
dipandang sebagai suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk tetap berada
dalam kelompok.
4.
D.
Cartrivrigth dan A.Zander (1968)
Bahwa kelompok memiliki daya tarik
disebabkan olah hal-hal berikut:
a.
Tujuan
kelompok dan tujuan para anggota dapat sinkron dan ditentukan secara jelas.
b.
Kelompok
memiliki seorang pemimpin yang berkarisma.
c.
Reputasi
atau nama baik kelompok menunjukkan bahwa kelompok berhasil menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
d.
Kelompok
tersebut sangat kecil dan memungkinkan para anggotanya dapat saling mendengar
pendapat dan saling mengevaluasi.
e.
Para
anggotanya dapat mengatasi hambatan dan rintangan dan mereka saling mendukung
serta tidak membatasi perkembangan dan kemajuan pribadi.
C.
STRUKTUR ORGANISASI
a.
HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi bertalian dengan
hubungan yang relatif tersebut timbul dari keputusan sebagai berikut:
i.
Pembagian
kerja
Berikut keuntungan yang diperoleh atas
adanya spesialisasi pekerjaan antara lain:
a.
Apabila
suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas, manajemen mudah memberikan
pelatihan penggantinya bagi bawahan diberhentikan, dimutasikan, dimutasikan.
b.
Apabila
suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas yang sedikit jumlahnya, bawhan dapat
menjadi ahli dalam melaksanakan tugas tersebut.
ii.
Departementalisasi
Praktik departementalisasi sering
didasarkan atas kebutuhan sebagai berikut:
a.
Departementalisasi
fungsional
b.
Departementalisasi
teritorial
c.
Departementalisasi
produk
d.
Departementalisasi
pelanggan
e.
Departementalisasi
campuran organisasi devisional
iii.
Permasalahan
rentang kendali
Para manajer harus menghadapi tiga
jenis hubungan berikut:
a.
Hubungan
tunggal langsung, terjadi antara manajer dan masing-masing bawahan secara
individual
b.
Hubungan
kelompok langsung, terjadi diantara manajer dan masing-masing permutasidari
bawahan.
c.
Hubungan
silang, terjadi apabila bawahan saling berinteraksi.
iv.
Delegasi
kekuasaan
a.
Menurut
Mintzberg
·
The
operating core
Para
karywan yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi dari
produksi dan jasa.
·
The
strategic apex
Manajer
puncak yang diberi tanggung jawab secara keseluruhan untuk organisasi yang
bersangkutan.
·
The
middle line
Para
manajer yang menjadi penghubung operating core dan strategic apex.
·
The
technostructure
Para
analis yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk standardisasi
tertentu dalam organisasi.
·
The
support staff
Orang
yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak langsung pada
organisasi.
b.
Menurut
Stonner dan wankel
Adanya
lima elemen yang berguna untuk menganalisis struktur organisasi sebagai
berikut:
·
Spesialisasi
aktivitas
·
Standarisasi
aktivitas
·
Sentralisasi
dan desentralisasi pengambilan keputusan
·
Koordinasi
aktivitas
·
Ukuran
unit kerja
Bagan organisasi
tersebut menggambarkan lima aspek struktur organisasi yang utama, yaitu:
a.
Pembagian
kerja
b.
Manajer
dan bawahan
c.
Tipe
pekerjaan yang dilaksanakn
d.
Pengelompokkan
bagian pekerjaan
e.
Level
manajemen
c.
STRUKTUR ORGANISASI SECARA FORMAL
Dalam organisasi modern terdapat tiga
bentuk struktur organisasi yang secara formal
disusun menurut:
1.
Struktur
organisasi fungsional
Tabel karakteristik struktur fungsional
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1. Sesuai dengan lingkungan yang stabil.
2. Menunjang pengembangan keahlian.
3. Memberi kesempatan bagi para spesialis.
4. Memerlukan koordinasi internal
minimum
5. Hanya sedikit memerlukan keterampilan
antarpribadi
|
1. Pada organisasi besar, respons lebih
lambat diterima
2. Menyebabkan terjadinya penyumbatan,
karena pelaksanaan tugas sekuensial
3. Kurang inovatif : memiliki perspektif
yang sempit
4. Dapat menimbulkan konflik tentang
prioritas produk
5. Tidak menunjang berkembangnya manajer
umum
6. Mengaburkan tanggung jawab atas
tugfas keseluruhan
|
2.
Struktur
organisasi produk atau pasar
Pola utama atas pembagian produk atau
pasar sering dianut adalah sebagai berikut:
a.
Pembagian
menurut produk
b.
Pembagian
menurut geografis
c.
Pembagian
menurut pelanggan
Tabel
karakteristik struktur produk / pasar
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1. Sesuai dengan perubahan yang cepat
2. Memungkinkan konsentrasi penuh penuh
terhadap tugas
3. Memungkinkan adanya visibilitas
produk produk yang tinggi
4. Kejelasan tanggung jawab
5. Memungkinkan pengolahan tugas ganda
secara paralel
6. Memudahkan pelaitahan bagi manajer
umum
|
1. Membantu pekerjaan poltik dalam
alokasi sumber daya
2. Kurang mendukung koordinasi aktivitas
antardivisi
3. Mendorong terabaikannya prioritas
jangka panjang
4. Memungkinkan menurunkan pendalaman
kompetisi
5. Menimbulkan konflik antara tugas
divisi dengan prioritas perusahaan
|
3.
Struktur
organisasi matriks
Keunggulan
|
Kelemahan
|
1. Memberikan fleksibilitas kepada
organisasi
2. Merangsang kerjasama antardisiplin
3. Melibatkan dan menantang perorangan
4. Mengembangkan keterampilan karyawan
5. Membebaskan top manajemen untuk
perencanaan
6. Memotivasi perorangan untuk
mengidentifikasi produk akhir
7. Memungkinkan para ahli ke wilayah
penting apabila diperlukan
|
1. Resiko timbulnya perasaan anarki
2. Mendorong pergulatan otoritas
3. Dapat mengarah pada diskusi daripada
aksi
4. Menuntut keterampilan antarpribadi
yang tinggi
5. Implementasinya memerlukan biaya yang
tinggi
6. Resiko duplikasi usaha oleh tim
proyek
7. Berpengaruh pada modal kerja ketika
personel diatur kembali
|
D.
PRINSIP ORGANISASI
Dalam suatu organisasi prinsip amat
diperlukan, terutama dapat dijadikan pedoman sehingga organisasi menjadi tumbuh
dan berkembang.
Prinsip organisasi yang dimaksud
adalah:
1.
Organisasi
dan tujuan
Organisasi dirancang untuk mencapai
tujuan, sebaliknya tujuan hanya mungkin direalisasikan manakala melalui sarana
organisasi.
2.
Esensi
organisasi
Prinsip yang penting adalah bahwa
tanggungjawab pengorganisasian maupun dan tanggungjawab pelaksanaan selalu
bersifat individual.
3.
Tanggung
jawab dan otoritas
Prinsip ini berarti bahwa otoritas
hasur seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung
jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan
guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4.
Spesialisasi
untuk efisiensi
Organisasi yang efektif membagi
tanggung jawab dalam bagian sehingga mengadakan spesialisasi dan menambah
efisiensi dalam masing-masing bagian tersebut.
5.
Rentang
kendali
Adalah tingkat pengendalian atau
tingkat delegasi tanggung jawab.
Selain prinsip yang
telah dideskripsikan diatas terdapat sejumlah prinsip yang dipandangnya
bermanfaat dalam mengelolah organisasi.
Lima struktural yang
dimaksud sebagai berikut:
1.
Prinsip
pembagian kerja
2.
Prinsip
satu arah
3.
Prinsip
sentralisasi
4.
Prinsip
otoritas dan tanggung jawab
5.
Prinsip
rantai komando
E.
PROSES ORGANISASI
Dalam struktur organisasi, tujuan utama
dua aspek penting diatas adalah
1.
Proses
komunikasi
2.
Pengambilan
keputusan
3.
Evaluasi
hasil kerja
4.
Proses
imbalan
5.
Proses
sosialisasi dan proses karier
1.
Proses
komunikasi
Proses komunikasi dalam suatu
organisasi harus memberi kemungkinan dalam empat arah yang berbeda, yaitu:
·
Komunikasi
ke bawah
Komunikasi
ke bawah mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang
lebih rendah.
·
Komunikasi
ke atas
Komunikasi
ke atas mengalir dari orang pada hierarki yang lebih rendah ke jenjang yang
lebih tinggi.
·
Komunikasi
horizontal
Komunikasi
horizontal sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam funsi
keorganisasian.
·
Komunikasi
diagonal
Komunikasi
diagonal penting dalam situasi ketika para anggota tidak dapat berkomunikasi
secara efektif melalui jalur lain.
2.
Proses
pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan yang
dimaksud adalah:
·
Menetapkan
tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya
·
Identifikasi
permasalahan
·
Mengembangkan
alternatif
·
Mengevaluasi
alternatif
·
Memilih
alternatif
·
Melaksanakan
keputusan
·
Pengendalian
dan penimbangan
3.
Proses
evaluasi hasil kerja
Secara khusus evaluasi hasil karya
dapat memberi dampak sebagai berikut:
·
Program
evaluasi hasil karya yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik dapat
memeiliki pengaruh motivasional terhadap para bawahan,
·
Meningkatkan
pengertian manajerial
·
Memberikan
pilih kasih dalam mengambil keputusan manajerial yang penting
·
Memberikan
dasar bagi perncanaan, pelatihan, dan pengembangan.
Prosedur evaluasi hasil karya
tradisional yang masih sering digunakan dalam suatu perusahaan, antara lain
sebagai berikut:
Daftar
cek yang dibobot
Metode
pemangkatan
Skala
penilaian
Cerita
deskriptif
4.
Proses
imbalan
Tujuan umum dari program imbalan
adalah:
1.
Untuk
menarik orang yang memenuhi syarat sehingga bersedia memasuki organisasi
2.
Menjaga
supaya para bawahan datang ke pekerjaan
3.
Memotivasi
para bawahan untuk bekerja lebih giat sehingga mencapai tingkat hasil karya
yang lebih tinggi
Pada
banayak organisasi terdapat tiga prndekatan teoretis terhadap pengaturan
imbalan
a.
Penguatan
positif
Dasar
pokok pengaturab imbalan melalui penguatan positif adalah hubungan antara
pelaku dan konsekuensinya.
b.
Model dan
imitasi sosial
Apabila
hasil karya yang tinggi merupakan tujuan, dan kelihatannya hampir tidak mungkin
mencapainya karena sumber yang terbatas maka manajer harus menarik kesimpulan
bahwa model tersebut tidak sesuai.
c.
Teori
harapan
\teori
harapan menyatakan bahwa usaha seorang bawahan untuk melaksanakan pekerjaan
merupakan fungsi gabungan dari nilai yang diberikan oleh orang tersebut untuk
mendapatkan imbalan dan harapan bahwa tingkat kekuatan tertentu akan mencukupi
untuk menerima imbalan.
5.
Proses
sosialisasi dan proses karier
Sosialisasi
organisasi adalah proses yang dialami individu untuk menghargai nialai,
kemampuan, perilaku yang diharapkan, dan pengetahuan sosial yang diperlukan
untuk mengasumsikan peran keorganisasian dan untuk berpartisipasi sebagai
anggota organisasi.
Tahap
sosialisasi antara lain:
1.
Sosialisasi
persiapan.
Tujuan
utama aktivitas persiapan adalah untuk memperoleh informasi mengenai organisasi
yang baru dan pekerjaan baru.
2.
Akomodasi
Setiap bawahan sedikit banyak akan
melakukan aktivitas sebagai berikut:
a.
Menetapkan
hubungan interpersonal baru dengan teman sekerja dan penyedia
b.
Mempelajari
tugas yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
c.
Membuat
jelas peran mereka dalam organisasi dan kelompok formal dan informal yang
relavan dengan peran tersebut
d.
Menilai
kemajuan yang mereka capai ke arah pemenuhan tuntutan dari pekerjaan dan peran.
3.
Manajemen
peran
Tahap
manajemen peran ini mengharuskan individu untuk memecahkan dua jenis konflik
berikut:
a.
Konflik
yang timbul diantara pekerjaan individu dan kehidupan rumah
b.
Konflik
diantara kelompok kerja individu dan kelompok kerja lain dalam organisasi.
Tahap
karier yang dimaksud adalah tahap :
a.
Para
pekerja
b.
Kerja
permulaan
c.
Kerja
yang mantap
d.
Pensiun
BAB IV : FUNGSI PERENCANAAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Perencanaan merupakan langkah awal yang
sangat menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Perencanaan yang kurang baik
sama saja dengan membuat rencana untuk gagal. Namun, perencanaan yang baik
bukanlah segala-galanyauntuk mencapai kesuksesan. Karena reencana yang baik
tanpa disertai implementasi hanya menjadi rencana di atas kertas dan
angan-angan saja.
A.
PENGERTIAN PERENCANAAN ( PLANNING )
Perencanaan ( planning ) merupakan
proses menetapkan tujuan dan memilih cara untuk merealisasikan rencana
tersebut. Menurut Robins dan Coulter (2002),” Planning is a proces that involves defining the organization’s goals,
estabilishing an overall strategy for achieving those goals, and develoving a
comperensive set of plans to integrate and coordinate organizational work ”.
Artinya, Perencanaan adalah sebuah
proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan
sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
seluruh pekerjaan organisai hingga tercapainya tujuan organisasi.
Setiap organisasi ataupun kegiatan, tak
bisa lepas dari proses perencanaan. Menurut Schermerhorn J.R ( 1996 ), proses
perencanaann meliputi lima tahapan, yaitu :
1.
Penetapan
sasaran. Sasaran merupakan spesifikasi hal yang diharapkan
2.
Evaluasi
kondisi sekarang. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kondisi sekarang
dengan sasaran.
3.
Pengembangan
kondisi masa depan. Hal itu dilakukan dengan mengembangkan skenario kondisi
masa depan.
4.
Analisis
alternatif tindakan dan rencana pencapaian sasaran
5.
Implementasikan
dan evaluasi hasilnya.
B.
MANFAAT PERENCANAAN
Pada dasarnya, rencana dibuat dengan
dua alasan, yaitu Protective Benefit ( untuk melindungi organisasi dari hal-hal
yang tidak diinginkan ) dan Positive Benefit ( sebagai alat pacu untuk selalu
berprasangka baik / optimis ).
Adapun manfaat perencanaan secara umum
adalah :
·
Standar
pelaksanaan dan pengawasan kegiatan jelas
·
Pemilihan
tindakan sebagai alternatif terbaik
·
Penyusunan
skala prioritas , baik sasaran maupun kegiatan
·
Menghemat
pemanfaatan sumber daya organisasi.
·
Membantu
manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
·
Alat
untuk memudahakan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
·
Meminimalisir
pekerjaan yang tidak pasti.
Robbins
dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa fungsi perencanaan ada empat yaitu :
·
Perencanaan sebagai pengarah
·
Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian
·
Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya
·
Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan
kualitas.
C.
HIERARKI RENCANA ORGANISASI
Menurut
Stoner J.A ,R.E Freeman, dan DR. Gilbert Jr. (1995), rencana dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu rencana strategi dan rencana opersional. Srategic plans dibuat oleh high managers dan
mendefinisikan tujuan umum dari organisasi. Sedangkan, operational plans
merupakan implementasi dari strategic plans, yang merupakan deskripsi kegiatan
sehari – hari.
Selain
itu, sebuah organisasi juga perlu menetapkan tujuan jangka pendek ( mission
statement )untuk mendukung tercapainya visi yang juga termaktub dalam stategic
plans yang sudah ditetapkan oleh high managers. Karena hal itu merupakan tujuan
umum organisasi yang didasarkan pemikiran tentang eksistensi atau keberadaan
organisasi.
Secara
umum, hierarki organisasi di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Pendiri, Top Managers
Manajer Level Atas
dan Menengah
Manajer Level
Menengah dan Bawah
Sebelum
penetapan misi, rencana strategis, dan rencana operasional. Perusahaan biasanya
membentuk sebuah tim yang terdiri dari berbagai posisi jabatan untuk membahas
dan menetapkan planning untuk sebuah kegiatan / proyek. Diataranya bisa berupa
panitia perencana, bagian perencana, atau staff perencana. Pembentukan tim
tersebut didasarkan fungsi dan kebutuhan dari proyek / kegiatan perusahaan.
a)
Panitia perencana, biasanya tim ini dibentuk oleh top
managers dan anggotanya dipilih langsung berdasar keahlian dan kompetensi yang
dibutuhkan proyek. Panitia perencana dibentuk untuk proyek berjangka pendek,
dan setelah proyek selesai maka panitia dibubarkan.
b)
Bagian perencana,
c)
Staff perencana, tim ini dibentuk untuk kebutuhan proyek
perusahaan berjangka panjang dan bersifat permanen. Di perusahaan, bagian ini
biasa disebut RND ( Research and Development ) dan bertugas menetapkan berbagai
bill of material yang dibutuhkan dalam berbagai pelaksanaan proyek besar dan
kecil, serta menyiapkan rencana operasional proyek.
D.
ALAT BANTU DALAM MEMBUAT PERENCANAAN
Untuk
memudahkan memudahkan membuat perencanaan, ada beberapa hal yang bisa kita
manfaatkan. Diantaranya :
·
Perencanaan
dengan Flow Chart. Pada dasarnya, pendekatan ini lebih seribg digunakan bagi
mereka yang mendalami teknik komputer, teknik komunikasi, dan sistem informasi.
Flow Chart adalah model grafis yang menunjukkan model sistem yang menggambarkan
kejadian yang berkesinambungan (sequencial)
dan keputusan ya atau tidak.
·
Perencanaan
dengan Jaringan PERT (PERT Network). PERT adalah singkatan dari Program Evaluation
and Review Technuique yang merupakan alat bantu perencanaan melalui
penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan
bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar dan kompleks. Ada 4
konsep yang harus dipahami dalam PERT yaitu :
Ø Event atau Kejadian, adalah indikator
dari performa pekerjaan baik sebelum maupun sesudah pekerjaan dilakukan
sekaligus juga menunjukkan apakah suatu pekerjaan lain dapat dilakukan atau
tidak berdasarkan indikator ini.
Ø Activity atau Kegiatan, adalah bagian
dari berbagai pekerjaan yang sedang dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan
yang berkesinambungan.
Ø Time atau Waktu, menunjukkan perkiraan
masa pengerjaan dari keseluruhan kegiatan sebagaimana diatur dalam PERT.
Ø Critical Path atau indikator kritis,
menunjukkan waktu kritis bagi pengerjaan kegiatan dalam rangka path yang dapat
diterima.
E.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERENCANAAN
Dibalik
berbagai tujuan dan manfaat dari planning, hal tersebut pasti juga menyimpan
berbagai problematika yang mengiringinya. Sehingga dapat mempengaruhi
keefektifan kerjanya. Dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang kelebihan dan
kekurangan dari planning itu sendiri, diantaranya :
a.
Kelebihan perencanaan
:
·
Sebagai alat ukur dalam orientasi skill dan kompetensi SDM
·
Dapat menyelesaikan masalah di masa mendatang secara cepat,
efektif, dan efisien.
·
Sebagai visualisasi operasional perusahaan
·
Pembagian tanggung jawab dan tugas lebih tepat
·
Memudahkan dalam pemberian perintah bagi manajer, karena
susunan organisasi dan garis perintah yang jelas.
·
Meminimalisir pekerjaan yang tidak pasti.
·
Menghemat waktu, usaha, dan dan
b.
Kekurangan perencanaan :
·
Asumsi pekerjaan yang terlalu berlebihan dalam kontribusinya
di lapangan.
·
Pegawai cenderung menunda pekerjaan apabila planning yang
dibuat lebih longgar dari kenyataannya.
·
Inovasi dan inisiatif sulit berkembang karena dibatasi
planning
·
Karena sulit tercapai secara sempurna, maka dalam
pelaksanaannya sering terjadi penyimpangan sehingga mengakibatkan perubahan
hasil akhir. Yang walaupun tidak berarti, namun tetap dianggap sebagai tindakan
yang tidak konsisten dalam penerapan planning.
F.
HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan
merupakan salah satu tugas dominan dari para manajer. Setiap keputusan yang
diambil akan mempengaruhi kinerja,
terlebih keputusan yang bersifat kritis. Namun demikian, pengambilan keputusan
untuk setiap problem tidak hanya didapat dari pemikiran yang logis. Tapi harus
berorientasi pada planning yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar hasil yang
diinginkan dapat terpenuhi secara
optimal. Masalah yang dihadapi setiap manajer dalam pelaksanaan proyek, sedikit
banyak pasti sudah dipertimbangkan sebelumnya dan disiapkan problem solvingnya
yang dianggap dapat menyelesaikan masalah dengan cepat, efektif, dan efisien.
G.
PROBLEM SOLVING DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Penyelesaian masalah
( problem solving ) merupakan proses mengidentifikasi perbedaan antara kondisi
aktual dan kondisi harapan. Yang selanjutnya mengambil tindakan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Banyak perusahaan yang telah menggunakan
pendekatan PDCA ( plan – do – check – action ) sebagai upaya memperbaiki
kinerja secara berkesinambungan.
SIKLUS
PDCA
Dalam
siklus PDCA diawali oleh fase “plan”, yaitu membuat perencanaan terkait
berbagai hal yang terkait berbagai hal yang akan dilakukan untuk mencapai
target tertentu. Selanjutnya, rencana tersebut diimplementasikan pada fase
“do”. Dalam pelaksanaannya, tidak menutup kemungkinan akan ditemuinya
permasalahan. Pada saat inilah diperlukan penyelesaian permasalahan dengan cara
mencari akar permasalahan lalu pengambilan tindakan korektif. Proses
pengontrolan hasil dan proses identifikasi masalah terjadi pada fase “check”.
Sedangkan tindakan korektif dilakukan pada fase “action”. Apabila proses PDCA
ini dilakukan secara konsisten, permasalahan akan menjadi semakin
berkurang sehingga kinerja mengalami
peningkatan.
H.
LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Lingkungan
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang ataupun sebuah organisasi
dalanm pengambilan keputusan. Secara umum informasi yang terkait dengan
lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan keadaannya yaitu :
·
Pengambilan
Keputusan di Saat keadaan yang pasti. Keadaan yang pasti (certainty) adalah keadaan di mana seseorang atau organisasi
berhadapan dengan informasi yang lengkap mengenai suatu keadaan lingkungan yang
dihadapinya, sehingga estimasi mengenai masa depan dapat dipastikan.
·
Pengambilan Keputusan di Saat keadaan
yang tidak pasti. Keadaan yang tidak pasti (uncertainty)
adalah keadaan di mana seseorang atau sebuah organisasi berhadapan dengan
informasi yang tidak lengkap atau sebuah organisasi tersebut idak memilikii
informasi mengenai masalah yang dihadapi. Sehingga problem solving yang
dihasilkan pun terkesan ragu-ragu. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan
harus bertindak cepat dan tegas dalam intervensi pendapatan informasi.
·
Pengambilan
keputusan pada keadaan yang mengandung resiko. Keadaan yang mengandung risiko
(risk condition) adalah keadaan di mana seseorang atau organisasi berhadapan
dengan informasi yang dimiliki,namun relatif tidak lengkap jika di bandingkan
dengan keadaan yang pasti, namun relatif memadi bila di bandingkan dengan
keadaan yang tidak pasti.
I.
TAHAP – TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Setelah
memperoleh informasi yang memadai, selanjutnya dilakukan proses pengambilan
keputusan. Dengan tahapan sebagai berikut :
a)
Investigasi
Situasi
Identifikasi masalah adalah langkah
pengambilan keputusan sebagimana telah dijelaskan sebelumnya yang dapat membedakan apa yang benar-benar
masalah atau gejala, dan apa sebab akibat masalah tersebut. Kemuian melakukan diagnosa penyebab masalah. Setelah itu, pengambil keputusan menentukan
secara pasti apa yang menjadi sebab dan akibat.
b)
Penentuan
Alternatif Solusi
Indentifikasi berbagai alternatif
keputusan ditujukan untuk membangun beberapa alternatif solusi untuk
dipututskan guna diambil sebagai langkah solusi. Salah satu metodenya ialah
brainstorming atau curah ide, dimana seluruh pihak yang dilibatkan dalam
penentuan alternatif secara kreatif dan bebas menawarkan berbagai langkah
solusi yang terkait dengan masalah.
c)
Penilaian
Alternatif dan Penentuan Keputusan
Evaluasi dan penilaian alternatif yang
ada ialah penilaian berbagai alternatif yang muncul kemudian di ambil satu atau
lebih alternatif yang dianggap terbaik. Penetuan
altrernatif terbaik ialah kepastian yang dipilih dapat memberikan dampak
alternatif yang positif atau tidak.
d) Implementasi
dan Pengawasan
Rencana
implementasi ialah proses pelaksanaan rencana yang telah di susun untuk sebuah
proyek. Dan proses pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaaannya di lapangan.
BAB V : DESAIN DAN
STRUKTUR ORGANISASI
Pada prinsipnya, organisasi merupakan
kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama secara terstruktur untuk
mencapai tujuan. Organisasi merupakan pola hubungan antarindividu di bawah
arahan manajer unntuk mengejar tujuan bersama. Tujuan organisasi merpakan hasil
keputusan yang disusun pada fase perencanaan. Dalam mengimplementasikan
renccana, para high level managers perlu melakukan pengorganisasian.
A.
DEFINISI
PENGORGANISASIAN
Pengorgannisasian merupakan proses
pengaturan SDM dan sumber daya lainnnya untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut Schemerhorn (1996), pengorganisasian meliputi pembagian
pekerjaan, penugasan, pengalokasian sumber daya, dan koordinasi pekerjaan.
Sering kali pengorganisasian dikaitkan dengan struktur organisasi. Secara garis
besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian meliputi beberapa
fungsi, diantaranya :
·
Spesialisasi
kerja, adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
·
Pembagian
departemen, Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis
costumer.
·
Ada
rantai komando, Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar
efektif dan efisien.
·
Pemusatan
problem solving.
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi.
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi.
·
Formalisasi,
ada standarisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti
aturan dan prosedur yang telah ditentukan.
B.
MACAM
- MACAM DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Desain dan struktur organisasi
merupakan pengelompokan dan pengorganisasian aktivitas organisasi. Menurut
Schemerhorn (1996), struktur organisasi sistem tugas, hubungan pelaporan dan
komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun
kelompok. Berikut adalah pembagian macam – macam desain dan struktur organnisasi,
a.
Struktur Organisasi Tradisional
Dalam merancang struktur untuk
mendukung pencapaian sasaran organisasi secara efektif dan efisien, para
manajer dapat memilih untuk mengikuti desain yang lebih tradisional. Desain
tersebut meliputi :
I.
Struktur
Organisasi Sederhana
Kebanyakan organisasi berawal sebagai
usaha wirausaha dengan struktur sederhana yang terdiri atas para pemilik dan
para karyawan . Struktur sederhana adalah desain organisasi dengan
departementalisasi rendah, rentang kendali yang luas, wewenang terpusat padad
seseorang, dan formalisasi rendah. Struktur ini lebih banyak digunakan oleh
pengusaha kecil di mana pemilik dan manajer adalah satu orang yang sama. Ketika
organisas bertumbuh, umumnya akan mencapai titik dimana ia harus menambah
karyawan. Ketika jumlah karyawan meningkat, struktur itu cenderung
menjadi lebih terspesialisasi dan formal. Aturan dan tata tertib diperkenalkan,
pekerjaan menjadi terspesialisasi, departemen dicipta, tingkat manajemen
ditambah, dan organisasi menjadi semakin birokratis.
Kelebihan struktur ini adalah alur
kerjanya cepat,
fleksibel, murah biaya pemeliharaannya, dan pertanggung jawabannya jelas.
Sedangkan kelemahannya adalah struktur ini tidak memadai ketika organsasi
berkembang, dan ketergantungan pada satu orang adalah beresiko.
II.
Struktur
Oganisasi Fungsional
Struktur kontempore fungsional adalah
desain organisasi yang mengelompokkan spesialisasi pekerjaan yang serupa
atau terkait ke dalam satu kelompok. Itu adalah pendekatan fungsional terhadap
departementalisasi yang diterapkan ke seluruh organisasi. Contohnya, PT. UBS yang diorganisasi berdasar fungsi
operasi, keuangan, SDM, serta riset dan pengembangan produk.
Kelebihan dari struktur oranisasi ini
adalah dari segi efisiensinya, yaitu penghematan biaya dari spesialisasi dan
karyawan dikelompokkan dengan yang lain yang mempunyai tugas serupa. Sedangkan kekurangannya adalah
kecenderungan mengejar tujuan
fungsional sehingga dapat menyebabkan para manajer dapat kehilangan pandangan
tentang apa yang terbaik dari keseluruhan organisasi, spesialis fungsional
menjadi terkucil dan sedikit memahami tentang apa yang dilakukan unit lainnya.
SKEMA STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL
III.
Struktur
Organisasi Divisional
Struktur divisional adalah struktur
organisasi yang terdiri atas sejumlah unit atau divisi yang terpisah.
Dalam desain ini, tiap unit atau divisi mempunyai otonomi yang relatif
terbatas, dengan manajer divisi yang bertanggung jawab atas kinerja dan
mempunyai wewenang stratejik dan operasional atas unitnya. Dalam struktur
divisional, perusahaan induk biasanya bertindak sebagai pengawas luar untuk
mengoordinasi dan mengendalikan berbagai divisi, dan sering memverikan layanan
dukungan, seperti keuangan dan hukum. Contohnya yaitu : Wal-mart stores, inc
divisinya meliputi wal-mart realty, international, dan speciality stores.
Kelebihan dari struktur ini adalah
kualitas dari produk yang dihasilkan karena berfokus pada hasil para manajer
divisi bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada produk dan jasa mereka.
Sedeangkan kelemahannya adalah kegiatan
dan sumber daya yang rangkap.
b.
Struktur Organisasi Kontemporer
I.
Struktur
Berbasis Tim
Keseluruhan organisasi tersusun atas
sejumlah kelompok kerja atau tim yang menjalankan pekerjaan organisasi
tersebut. Dalam struktur berbasis tim pemberdayaan karyawan sangat menentukan
keberhasilan karena disitu tidak ada garis wewenang manajerial yang kaku yang
mengalir dari ataas ke bawah. Sebaiknya tim karywan bebas mendesain pekerjaan
menurut cara yang mereka anggap paling baik, akan tetapi tim-tim itu harus
bertanggung jawab atas segala kegiatan kerja dan hasil kinerja dalam bidang
mereka masing-masing. Di organisasi besar struktur tim melengkapi apa yang
lazimnya berupa struktur fungsional atau divisional. Itu membuat organisasi dapat
mempunyai efisiensi birokrasi sekligus menciptakan fleksibilitas yang diberikan
tim.
Kelebihan struktur ini adalah karyawan
lebih dilibatkan dan mempunyai wewenang, sertan mengurangi hambatan di antara
bidang- bidang fungsional. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya rantai
komando yang jelas.
II.
Struktur
Matriks dan Struktur Proyek
Struktur matriks adalah struktur
organisasi yang menugaskan para spesialis dari departemen fungsional yang
berbeda-beda untuk bekerja pada satu proyek atau lebih yang dipimpin oleh para
manajer proyek. Desain matriks adalah bahwa struktur itu menciptakan rantai
komando ganda. Dimana melanggar prinsip organisasi klasik tentang kesatuan
komando. Para karyawan dalaam organisasi matriks tersebut mempunyai dua
manajer, yaitu manajer departemen fungsional dan manajer proyek atau manajer
produk mereka yang berbagi wewenang. Para manajer membuat otoritas atas para
anggota fungsional yang menjadi bagian dari tim proyek manajer tersebut yang
terkait dengan sasran proyek. Agar bisa bekerja secara efektif, manajer proyek
dan manajer fungsional harus berkomunikasi secara teratur, mengoordinasikan
permintaan kerja atas para karyawan, dan memecahkan konflik secara bersama.
Meskipun struktur matriks berfungsi dengan baik dan terus menjadi pilihan
desain struktur yang efektif bagi banyak organisasi -sejumlah organisasi
menggunakan jenis struktur yang lebih canggih, yakni struktur proyek, di mana
para karyawan senantiasa ditugaskan ke sejumlah proyek.
Berbeda dengan struktur matriks,
struktur proyek tidak mempunyai departemen formal tempat para karyawan kembali
setelah proyek selesai. Sebagai gantinya para karyawan memboyong keterampilan
khusus mereka, kemampuan mereka, dan pengalaman mereka ke proyek-proyek kerja
yang lain. Struktur-struktur proyek cenderung menjadi desain organisasi yang
sangat cair dan fleksibel. Tidak adda departementalisasi atau hierarki
organisasi yang kaku yang menghambat pengambilan keputusan atau pengambilan
tindakan. Dalam struktur seperti itu, para manajer berfungsi sebagai
fasilitator, Pembina, dan pelatih, para manajer tersebut melayani tim-tim
proyek dengan menghilangkan atau meminimalkan hambatan-hambatan organisasi
dengan menjamin bahwa tim-tim proyek dengan menghilangkan atau meminimalkan
hambatan-hambatan organisasi dengan menjamin bahwa tim-tim itu mmpunyai sumber
daya yang mereka butuhkan untuk menyeleasaikan pekerjaan mereka secara efektiff
dan efisien.
Kelebihan sturktur matriks dan proyek
ini adalah desainnya yang luwes dan
lancar yang dapat menanggapi perubahan lingkungan, serta pengambilan keputusan
yang lebih cepat. Sedangkan kelemahannya adalah kerumitan untuk menugaskan
orang ke proyek, konflik tugas dan kepribadian antar karyawan.
III.
Struktur
Organisasi Tanpa Batas
Merupakan organisasi yang desainnya
tidak didefenisikan oleh atau terbatas pada batas-batas horizontal, vertikal,
atau eksternal yang dipaksakan oleh struktur yang telah ditentukan sebelumnya.
Batasan-batasan internal- batasan horizontal yang didasarkan pada spesialisasi
kerja dan departementalisasi serta batasan vertikal yang memisahkan
karyawan ke dalam tingkat organisasi dan hierarki. Kemudian ada
batas-batas eksternal yang memisahkan organisasi tersebut dari pelanggan,
pemasok, dan pemegang kepenting yang lain. Untuk menghapus batasan-batasan ini,
manajer dapat menggunakan struktur organisasi virtual, jaringan, atau modular.
·
Organisasi
virtual, adalah suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah kecil karyawan yang
bekerja penuh dan untuk sementara mempekerjakan para ahli dari luar untuk mengerjakan
suatu peluang yang muncul.
·
Organisasi
jaringan, merupakan suatu pusat organisasi kecil yang menyerahkan fungsi bisnis
utamanya pada pihak luar.
·
Organisasi
moduler, merupakan organisasi produksi yang menggunakan pemasok dari luar
untuk menyediakan komponen produk atau modul yang kemudian dirakit menjadi
produk jadi.
Kelebihan
struktur tanpa batas adalah sangat fleksible dan responsif dalam menanggapi
tiap masalah, serta menarik bakat di mana pun struktur ini ditemukan. Sedang
kekurangannya adalahkurangnya kendali, kesulitan komunikasi.
IV.
Struktur
Pembelajaran
Merupakan organisasi yang telah
mengembangkan kemampuan untuk terus-menerus beradaptasi dan berubah. Dalam
organisasi pembelajar, para karyawan mempraktikkan manajemen pengetahuan dengan
terus-mkenerus menerima dan berbagi pengetahuan baru serta bersedia menerapkan
pengetahuan tersebut dalam pengambilan keputusan atau pelaksanaan
pekerjaan mereka. Beberapa ahli teori desain organisasi bahkan melangkah
sedemikian jauh sehingga mengatakan bahwa kemampuan organisasi untuk melakukan,
mempelajari, dan menerapkan pengetahuan tersebut sewaktu menjalankan
pekerjaan organisasi itu barangkali merupakan sumber keunggulan bersaing
yang berkelanjutan.
Kelebihan struktur ini adalah para karyawan
secara terus menerus berbagi dan menerapkan pengetahuan, kemampuan untuk
belajar dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Sedangkan kekurangannya adalah meminta para karyawan untuk berbagi apa yang
mereka tahu dapat menjadi hal yang sulit, konflik kerja sama akan muncul.
c.
BAB VI :
Manajemen Informasi
6.1 Manajemen informasi dan ruang lingkupnya
Kegiatan perusahaan pada umumnya
dipimpin oleh seorang direktur atau pimpinan perusahaan. Dialah yang bertugas
untuk merencanakan dan mengambil keputusan yang bersifat strategis mengenai
kegiatan perusahaan dalam jangka panjang. Dia harus memperhitungkan segala
aspek-aspek internal dan eksternal perusahaan dalam mengelola sebuah
perusahaan. Perhitungan tersebut mulai dari segala sumber daya internal yang
dimilikinya, seperti modal perusahaan, sumber daya manusia yang menyangkut
tenaga kerja perusahaan mulai dari level yang
paling tinggi hingga paling rendah, sumber daya perusahaan yang sifatnya
tidak bergerak seperti bangunan, tanah, mesin-mesin yang dibutuhkan perusahaan
untuk memproduksi barang, bahan-bahan mentah atau bahan baku yang akan
diproduksi, bagaimana pengankutannya, bagaimana pergudangannya, kemudian juga
perhitungan dan penyaluran gaji tenaga kerja bulanan, dll. Disisi lain factor eksternal perusahaan,
seperti inflasi yang terus berubah, suku bunga yang tidak menentu, perilaku
konsumen yang berubah-ubah, hingga factor perusahaan pesaing juga menjadi
aspek-aspek yang harus dipikirkan.
6.2 Konsep Dasar Manajemen Informasi
6.2.1
Perbedaan
Data dan Informasi
Data
|
Informasi
|
-
Cenderung
tidak spesifik, umum, dan belum tentu memiliki relasi yang signifikan
terhadap perencanaan dan pengambilan sebuah keputusan.
|
-
Cenderung
data spesifik yang telah diproses untuk kepentingan perusahaan atau
organisasi saja.
|
-
Bisa
digunakan untuk siapa saja (karena sifatnya yang umum)
|
Segala hal yang menyangkut aspek-aspek
internal dan eksternal perusahaan tersebut jika kita simpulkan dapat terbagi
menjadi dua, yaitu data dan informasi. Data merupakan fakta-fakta atau
gambaran mentah/kasar yang memiliki kaitan atau relasi terhadap sebuah
organisasi. Informasi merupakan data yang telah diproses untuk kegunaan
perencanaan dan pengambilan keputan dalam sebuah organisasi. Yang membedakan
data dan informasi yaitu :
6.2.2
Syarat-syarat
Informasi :
Adapun informasi adalah data yang telah
memenuhi persyaratan tertentu untuk dijadikan rujukan bagi perusahaan dalam
menjalankan kegiatannya. Informasi dapat bermanfaat bagi perusahaan sekiranya
memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Relevan, ika sebuah data dikatakan sebagai
informasi sekiranya memiliki relevansi terhadap apa yang hendak dilakukan oleh
organisasi atau perusahaan.
2.
Akurat, secara ringkas informasi yang tidak
akurat dapat menimbulkan kesalahan fatal dalam pengambilan keputusan manajemen.
3.
Lengkap
atau komplit,
informasi yang tidak lengkap bisa menyebabkan para manajer hanya memfokuskan
pada salah satu aspek keputusan saja.
4.
Cepat
secara periodik, informasi
yang lambat bahkan lebih lambat dari kecepatan perubahan data-data yang terjadi
di lapangan akan menyebabkan manajer mengambil keputusan yang sudah usang atau
tidak relevan lagi dengan kondisi lingkungan perusahaan dan bisnis.
6.2.3
Pengertian
manajemen informasi
Dari persyaratan informasi diatas,
dapat dikatan bahwa informasi sangat menentukan keberhasilan kegiatan
perusahaan. Informasi merupakan factor yang sangat dominan bagi pengambilan
keputusan bisnis. Informasi yang akurat dan cepat akan mendukung keputusan yang
tepat dan akurat pula. Sebaliknya informasi yang tidak akurat akan mengakibatkan
keputusan yang diambil bisa jadi keliru. Disinal manajemen informasi perlu
diperlukan. Pada dasarnya manajemen informasi adalah pengelolaan data dimana
didalamnya mencangkup proses mencari, menyusun, mengklasifikasikan, serta
menyajikan berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan
sehingga dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh manajen.
Dalam mengelola atau melakukan manajemen
informasi, paling tidak terdapat beberapa factor yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya adalah :
1.
Sumber
data yang relevan dan up to date. Sumber data harus senantiasa dicari dan di
update sehingga tetap relevan dengan pengambilan keputusan oleh manajemen.
2.
Bagian
yang bertugas mengolah dan memproses data. Karena banyaknya sumber dan jenis
data yang diperlukan, diperlukan satu bagian khusus dari perusahaan yang
bertugas untuk mengintergrasikan berbagai data yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan.
3.
Teknologi
atau alat bantu proses pengolahan data menjadi informasi. Karena banyaknya
informasi yang tersedia di masyarakat dari berbagai sumber, penggunaan alat
bantu menjadi sebuah tuntutan untuk dilakukan oleh perusahaan sekiranya
manajemen informasi yang dilakukan ingin akurat, cepat, dan tepat. Disinilah
peran teknologi informasi diperlukan.
6.3 Manajemen Informasi Berbasis Teknologi
Komputer
6.3.1
Definisi
system informasi manajemen
Dengan segala gambaran bisnis global,
aspek-aspek pokok perusahaan bisnis dan perkembangan informasi muncul
pertanyaan mendasar, Bagaimana perusahaan melakukan proses pengolahan data dan
informasi tadi sehingga secara cepat dan akurat dapat memberikan manfaat
positif bagi perusahaan dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan
manajemen secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
Disinilah kemudian muncul konsep Sistem
Informasi Manajemen. Secara definitif Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah system yang menyangkut metode
dan upaya terorganisasi dalam melakukan fungsi pengumpulan data (baik data-data
dari dalam dan luar perusahaan) serta dengan menggunakan computer data-data
yang telah dikumpulkan tadi diproses untuk menghasilkan dan menyajikan
informasi yang terkini, akurat, dan cepat bagi para pengambil keputusan
manajemen.
6.3.2
Fungsi
Sistem Informasi Manajemen :
Berdasarkan definisi, system informasi manajemen
mempunyai dua fungsi , yaitu :
1.
Pengumpulan
data internal dan eksternal perusahaan secara sistemis yang secara periodik
mengalami penyesuaian, seperti data-data pejualan secara periodic, biaya harga,
jumlah, dll. Data-data eksternal seperti perilaku perusahaan pesaing, tren
pasar, tren demografi, termasuk didalamnya adalah perilaku konsumen,
hukum-hukum atau undang-undang yang diberlakukan dalam dunia bisnis, serta
misalnya perubahan yang terjadi pada perusahaan penyuplai barang dan
tranportasi.
2.
Pemrosesan
data menjadi informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan manajemen.
Data-data yang telah terkumpul kemudia diklasifikasikan, diolah, dan dianalisa
atas dasar fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan kepentingan perusahaan.
6.3.3
Komponen
Sitem Informasi Manajemen :
Bagi perusahaan – perusaan besar,
kepentingan system informasi manajemen rasanya sudah tidak dapat lagi
diabaikan. System informasi manajemen di beberapa perusahaan besar setidaknya
memiliki lima komponen system, yaitu :
1.
System
pemrosesan data
Merupakan subsisten dari Sistem
Informasi Manajemen (SIM) yang melakukan proses penyesuaian atau berbagai
database yang terdapat dalam perusahaan dalam menyajikannya dalam bentuk
informasi terkini sebagaimana yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan. System
pemrosesan data ini dapat di update melalui dua cara , yaitu :
- Pemrosesan secara batch, yaitu
peng-updat-an pada satu waktu tertentu secara serentak.
- Pemrosesan secara online, melakukan
update data secara terus-menerus mengikuti proses pemasukan data yang terbaru.
2.
System
pelaporan manajemen
System ini mengumpulkan data untuk
kemudian diproses untuk menghasilkan informasi atau laporan yang diperlukan
manajer dalam menentukan perencanaan dan mengambil keputusan. Beberapa jenis
pelaoran manajemen yaitu, :
·
Laporan
Detail, yang memuat informasi detail dari setiap transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan berdasarkan waktunya serta informasi detail lainnya.
·
Laporan Ringkas, yaitu laporan memuat beberapa
informasi penting yang diperlukan, biasanya oleh manajemen pada level yang
lebih tinggi.
·
Laporan
Pengecualian, yaitu laporan yang menyampaikan beberapa penyimpangan atas
standar tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
·
Laporan Permintaan, laporan ini disajikan atas
dasar permintaan saja.
3.
System
pendukung dalam pengambilan keputusan
Adalah system yang secara terprogram
mampu menjawab beberapa kasus dalam perusahaan yang menyangkut jawaban atas
pertanyaan “bagaimana apabila”. System otomatis kantor merupakan system
komunikasi berbasis teknologi computer yang digunakan di perkantoran diantara
aplikasi ini adalah :
-
System
pemrosesan kata untuk mengirimkan pesan-
pesan.
- System surat elektronik, yaitu system
untuk melakukan komunikasi secara langsung kepadan staf lain sekalipun berbeda
ruangan atau tempat.
- System penjadwalan departemen, yaitu
system untuk melakukan penjadwalan pertemuan dan berbagai aktivitas lainnya
dalam sebuah perusahaan.
- Telepon Seluler, yaitu jasa penggunaan
telepon yang dapat digunakan dan dihubungkan dimanapun seseorang berada.
- System perantara, yaitu jasa pengiriman
pesan ringkas melalui operator tertentu.
4.
System
pintar
Adalah system computer yang memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh manajer dari seorang pakar atau konsultan. Dalam
system ini dikenal istilah Artifical Intelegence, atau apa yang diberikan
system computer dengan memasukkan berbagai masalah ke dalam perangkat lunak
yang kemudian dimasukkan ke system computer.
BAB VII : Controlling (Pengawasan)
7.1 Mengapa
fungsi pengawasan diperlukan ?
Sebuah
organisasi menetapkan tujuan, menetapkan rencana, mengorganisasikannya, hingga
melakukan berbagai tindakan yang akan memotivasi orang-orang agar dapat
menjalankan apa yang telah direncanakan sehingga tujuan organisasi yang telah
ditetapkan agar dicapai secara efektif dan efisien.
Dalam
banyak kasus, perusahaan seringkali berhadapan dengan masalah dalam pencapaian
tujuan dimana implementasi dari setiap rencana perusahaan tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Pekerjaan yang melewati batas waktu, pekerja yang
melakukan mogok kerja sehingga pekerjaan terbengkalai, adanya kenaikan harga
bahan baku produksi sehingga kegiatan produksi terhambar.
Sebagai
kesimpulan, fungsi pengawasan diperlukan untuk memastikan apakah apa yang telah
direncanakan dan diorganisasikan berjalan sebagaimana mestinya ataukah tidak.
Jika tidak dengan semestinya, maka fungsi pengawasan juga melakukan proses
untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat tetap tercapai apa
yang telah direncanakan.
7.2 Beberapa pengertian dari pengawasan
·
Menurut Schermehon,
pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan
tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang di harapkan sesuai dengan
kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
·
Menurut
Stoner, Freeman, dan Gilbert (2000) dimana menurut mereka Control adalah
proses untuk memastikan bahwa segala aktivitas yang terlaksana sesuai dengan
apa yang telah direncanakan.
7.3 Fungsi Pengawasan :
1.
Upaya
sistematis dalam menetapkan standar kinerja dan berbagai tujuan yang
direncanakan
2.
Mendesain
system informasi umpan balik
3.
Membandingkan
antara kinerja yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya
4.
Menentukan
apakah terdapat penyimpangan dan tingkat signifikansi dari memastikan bahwa
seluruh sumber daya perusahaan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
7.4 Tujuan Pengawasan :
Griffin
(2000) menjelaskan bahwa terdapat empat tuuan dari fungsi pengawasan. Keempat
tujuan tersebut adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan,
meminimumkan biaya, dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.
- Adaptasi Lingkungan
Tujuan
pertama dari fungsi pengawasan adalah agar perusahaan dapat terus beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang
bersifat internal maupun lingkungan eksternal. Contohnya, ketika teknologi
informasi dan computer belum secanggih saat ini, kualifikasi minimum tenaga
kerja di sebuah perusahaan barangkali hanya dibatasi pada kemampuan mengetik,
atau kualifikasi pendidikan umum, seperti SMU dan lain-lain.
- Meminimalkan kegagalan
Tujuan
kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk meminimumkan kegagalan. Ketika
perusahaan melakukan kegiatan produksi misalnya, perusahaan berharap kegagalan
seminimal mungkin. Ketika perusahaan memiliki target produksi sebanyak 10.000
unit, maka perusahaan berharap bahwa bagian produksi dapat menghasilkan produk
sebanyak unit tersebut.
- Meminumkan biaya
Ketika
perusahaan mengalami kegagalan sebanyak 1000 unit, maka aka nada pemborosan
biaya sebanyak 1000 unit yang tidak memberikan keuntungan bagi peruahaan. Oleh
karena itu, fungsi pengawasan melalui penetapan standar tertentu dalam
meminimumkan kegagalan dalam produksi misalnya, akan dapat meminimumkan biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
- Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan
adalah agar perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan organisasi yang
kompleks. Akan tetapi, sekiranya organisasi atau perusahaan memproduksi
katakanlah 10 jenis barang, 1000 orang pekerja (degan berbagai motif dan
perilakunya), dan 5 departemen (dengan masing-masing departemen terdiri dari 3
subdepartemen dan terdapat satu departemen yang terdiri dari 30 cabang
perusahaan di daerah lain), maka perkerjaan organisasi menjadi tidak sederhana,
dan cenderung kompleks. Oleh karena itu, jelas fungsi pengawasan memiliki peran
penting untuk menjamin bahwa kompleksitas tersebut dapat diantisipasi dengan
baik.
7.5 Langkah-langkah dalam Proses Pengawasan :
1.
Penetapan
standar dan metode penilaian kinerja
Terdapat
tiga alasan mengapa tujuan harus ditetapkan dengan jelas dan memuat standar
pencapaian tujuan.
§ Bahwa sering kali tujuan terlalu
bersifat umum sehingga sulit
untuk dinilai pada saat implementasi
dilakukan.
§
Tujuan
yang ditetapkan memuat standar yang lebih jelas
dinyatakan.
§
Kejelasan
dan kelengkapan tujuan memudahkan manajemen
dalam melakukan komunikasi dalam
organisasi termasuk juga menentukan metode yang akan digunakan dalam
mengevaluasi standar yang telah ditetapkan.
- Penilaian kinerja
Pada
dasarnya penilaian kinerja adalah upaya untuk membandingkan kinerja yang
dicapai dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan semula. Misalnya saja
sebuah proses produksi dari sepasang sepatu. Setelah sepasang sepatu jadi, maka
kita dapat melihat kualitas sepatu tersebut berdasarkan produk akhir atau
produk jadinya. Namun demikian, kita juga dapat mengevaluasi bahwa sekiranya
kualitas sepatu yang dinilai ternyata tidak sebagaimana semestinya, maka hal
tersebut bisa saja terjadi pada saat pengerjaan, maupun sebelum pengerjaan
sepatu tersebut dilakukan.
- Membandingkan Kinerja dengan
Standar
Setelah
kita menetapkan ahwa yang akan kita nilai adalah tingkat penjualan setiap satu
tahun sekali oleh manajer penjualan, maka pada tahap ini manajer penjualan akan
melakukan perbandingan dari apa yang telah diperoleh di bagian penjualan dengan
standar yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, karena kita telah menetapkan
standar yang akan kita capai adalah peningkatan penjualan sebesar 50 persen
dari tahun sebelumnya, maka manajer penjualan kemudian melakukan pengecekan
dari data penjualan tingkat penjualan yang telah dicapai pada tahun ini, dan
kemudian juga data penjualan pada tahun yang lalu.
Secara
garis besar, ada tiga kemungkinan hasil penilaian antara kinerja dengan standar
yaitu :
§ Kinerja > Standar, dimana dalam kondisi ini organisasi
mencapai kinerja yang terbaik karena berada di atas standar.
§ Kinerja = Standar, dimana dalam kondisi ini organisasi
mencapai kinerja baik, namun pada tingkat yang paling minimum karena kinerjanya
sama dengan standar.
§ Kinerja < Standar, dimana dalam kondisi ini organisasi
mencapai kinerja yang buruk atau tidak sesuai dengan yang diharapkan karena
berada dibawah standar.
- Pengambilan tindakan koreksi jika
terdapat masalah
Pengendalian
ini perlu untuk dilakukan agar perusahaan dapat memastikan bahwa apa yang
tengah dilakukan oleh perusahaan benar-benar diarahkan kepada pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, dimana indicator pencapaian tujuan diantaranya adalah
menyesuaikan capaian perusahaan agar sesuai dengan standar. Ketika perusahaan
berusaha untuk mengantisipasi berbagai factor yang mungkin akan menghambat
jalannya kegiatan perusahaan, seperti misalnya melakukan tindakan koreksi
terhadap berbagai penyimpangan yang terjadi.
7.6 Gejala yang memerlukan pengawasan
Bagaimana caranya agar perusahaan dapat
mengenali adanya masalah kegiatan organisasi sehingga memerlukan fungsi
pengawasan yang lebih insentif ? bagaimana perusahaan mengenali bahwa terdapat
kenyataan yang menunjukkan bahwa control perusahaan lemah? Salah satu
jawabannya adalah dengan mengenali pasti gejala dari setiap yang dilakukan oleh
perusahaan. Di antara beberapa gejala yang biasanya menunjukkan perlu adanya
control atau pengawasan perusahaan sebagaimana diterangkan oleh Kreitner (1992)
adalah sebagai berikut :
·
Terjadi
penurunan pendapatan atau profit, namun tidak begitu jelas factor penyebabnya.
·
Penurunan
kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan)
·
Ketidakpuasan
pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produk-produktivitas
kerja yang menurun, dan lain sebagainya)
·
Berkurangnya
kas perusahaan
·
Banyaknya
pegawai atau pekerja yang menganggur
·
Tidak
terorganisasinya setiap pekerjaan yang baik
·
Biaya
yang melebihi anggaran
·
Adanya
penghamburan dan inefisiensi
Beberapa gejala diatas, dan juga
berbagai gejala lainnya, dapat membantu perusahaan untuk mengenali bahwa
terdapat masalah dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan tindak lanjut guna
dilakukan perbaikan.
7.7 Jenis – jenis Pengawasan :
1.
Proses
Kegiatan
a.
Pengawasan
awal
Dilakukan biasanya untuk memastikan
apakah seluruh factor input produksi telah sesuai dengan standar ataukah tidak.
Kualitas dan kuantitas bahan baku, kualifikasi tenaga kerja yang akan
ditugaskan, kesiapan mesin, dan lain sebagainya adalah contoh pengawasan awal
atau feedforward controlling.
b.
Pengawasan
proses
Merupakan pengawasan yang dilakukan
pada saat sebuah proses tengah berlangsung ketika seluruh factor input produksi
telah sesuai dengan standar, maka pengawasan proses pada dasarnya dilakukan
untuk memastikan bahwa seluruh pengerjaan organisasi dijalankan sesuai dengan
rencana atau prosedur kerja yang telah ditetapkan, serta memastikan bahwa
seluruh perangkat pendukung berjalan sebagaimana mestinya.
c.
Pengawasan
akhir
Merupakan pengawasan yang dilakukan
pada saat akhir proses pengerjaan sesuatu, yaitu untuk memastikan bahwa hasil
yang diperoleh pada saat pengerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
di awal dan proses yang telah di kerjakan. Contohnya, pengawasan yang dilakukan
terhadap makanan yang telah dimasak sebelum disajikan (bagian dapur),
pengawasan terhadap bagaimana kesan pelanggan terhadap pelayanan selama di
restoran (dapat diketahui di antaranya melalui angket atau kepala restoran
menanyai langsung saat sebelum pelanggan keluar restoran), dan lain sebagainya.
2.
Objek
a.
Produksi
Secara
garis besar, Griffin (2000) menggambarkan bahwa manajemen produksi adalah
kegiatan yang menyangkut dari mulai bagaimana rencana produksi dirumuskan
hingga produk akhir yang dihasilkan sampai ketangan konsumen. Kegiatan yang
menyangkut rencana produksi pun tidak hanya bagaimana barang atau jasa
dihasilkan dari sebuah system produksi tertentu, akan tetapi dari mulai
penentuan lokasi kegiatan perusahaan,
desain lokasi perusahaan, penjadwalan kegiatan produksi dari mulai pembelian
factor input hingga output produksi dihasilkan, bahkan hingga ke pengiriman
barang ke lokasi-lokasi di mana pelanggan akan mendapatkan produk yang
diinginkannya.
b.
Keuangan
Bagian
keuangan merupakan salah satu bagian yang memegang peranan penting dalam
kegiatan perusahaan. Secara sederhana kegiatan dibagian keuangan adalah
kegiatan yang menyangkut penyedia sumber-sumber dana perusahaan dan
kegiatan-kegiatan yang menyangkut alokasi dari dana-dana tersebut. Pengawasan
atas sumber pendanaan ini sangat diperlukan karena setiap penggunaan dana
mengandung konsekuensi kewajiban terhadap sumber dana.
Fungsi
pengawasan dalam kegiatan keuangan :
ü Untuk memastikan apakah berbagai
kewajiban keuangan telah dipenuhi.
ü Untuk memastikan apakah alokasi pendanaan
yang dilakukan mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan atau
tidak.
Diantara
jenis kinerja keuangan yang dievaluasi, diawasi, dan juga mungkin dikendalikan
berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebagaimana dikemukakan
Kreitner (1992) adalah mengenai :
o
Penyimpangan
anggaran (budget variance)
o
Pengawasan
terhadap rasio keuangan (financial ratios)
o
Manajemen
kas (cash management)
o
Pengawasan
biaya (cost control)
c.
Manusia
Pengawasan
dibagian SDM dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh SDM yang dimiliki oleh
perusahaan bekerja sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada mereka (job
description), memastikan bahwa kompensasi serta manfaat (compensation and
benefits) yang diberikan kepada SDM perusahaan sesuai dengan aturan yang
berlaku dan memenuhi harapan mereka, serta memastikan bahwa SDM perusahaan
memperoleh kesempatan untuk melakukan pengembangan diri mereka sehingga
produktivitasnya dapat ditingkatkan.
Ada 3 kunci pokok dalam memahami bagaimana SDM
dapat diawasi dan dikendalikan:
§ Motivasi
§ Kepuasan
§ kepemimpinan
perusahaan perlu memahami, mengawasi
motif-motif yang mendorong mengapa pegawai atau karyawan misalnya bekerja baik
maupun sebaliknya. Perusahaan perlu juga memahami, mengawasi bagaimana kepuasan
yang diharapkan para pegawai atau karyawan dapat tercapai sesuai dengan keadaan
yang dihadapi perusahaan. Setelah perusahaan memahami factor motivasi dan
kepuasan ini, perusahaan perlu mengambil tindakan pengendalian yang sesuai
dengan pendekatan kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan para pekerja. Di
sinilah factor gaya kepemimpinan akan sangat memengaruhi.
d.
Informasi
Pengawasan dibagian informasi bertugas
untuk memastikan apakah setiap informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan setiap
saat dapat tersedia ataukah tidak. Saat ini, untuk memastikan agar segala
informasi yang diperlukan perusahaan senantiasa tersedia, telah banyak
dipergunakan berbagai system informasi yang berbasis teknologi informasi dan
computer dengan adanya system informasi ini, perusahaan dapat melakukan
pengawasan atas berbagai aktivitas perusahaan dengan menggunakan kemudahan yang
dapat diwujudkan melalui teknologi informasi dan computer.
Berbagai system informasi seperti
Sistem Informasi Manajemen, hingga berbagai system informasi turunannya seperti
Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi MSDS, Sistem Informasi Pemasaran,
Sistem Keuangan Perusahaan, dan lain sebagianya, kini telah menjadi bagian dari
kebutuhan perusahaan dalam menjamin bahwa berbagai kegiatan sekaligus informasi
mengenai berbagai kegiatan tersebut dapat tersedia dengan mudah, cepat, dan
akurat bagi perusahaan.
- Subjek Pengawasan
a.
Internal
Adalah
pengawasan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap pekerja terhadap tugas
yang dibebankan terhadapnya. Sebagai contoh, pekerja di bagian dapur (koki)
secara sadar dan mandiri melakukan pengecekan masakannya apakah bahan-bahannya,
proses memasaknya, hingga hasil masakannya sesuai dengan restoran ataukah
tidak. Pekerja tersebut tidak perlu menunggu apakah kepala bagian dapur mengawasinya
ataukah tidak.
b.
Eksternal
Adalah pengawasan yang dilakukan
terhadap seseorang atau bagian oleh orang lain atau oleh bagian di luar bagian
yang di awasi (biasanya bagian yang lebih tinggi). Misalnya saja kepala
restoran mengawasi kepala bagian dapur, keuangan, dan pelayan atau kepala
bagian dapur mengawasi staf bagian dapur.
7.8 Cara-cara pengawasan
1.
Peninjauan
pribadi
2.
Laporan
lisan
3.
Laporan
tertulis
4.
Pengawasan
untuk hal-hal khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar