Minggu, 29 Maret 2015

Fungsi Perencanaan Dalam Pengambilan Keputusan

BAB IV : FUNGSI PERENCANAAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Perencanaan merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Perencanaan yang kurang baik sama saja dengan membuat rencana untuk gagal. Namun, perencanaan yang baik bukanlah segala-galanyauntuk mencapai kesuksesan. Karena reencana yang baik tanpa disertai implementasi hanya menjadi rencana di atas kertas dan angan-angan saja.
A.    PENGERTIAN PERENCANAAN ( PLANNING )
Perencanaan ( planning ) merupakan proses menetapkan tujuan dan memilih cara untuk merealisasikan rencana tersebut. Menurut Robins dan Coulter (2002),Planning is a proces that involves defining the organization’s goals, estabilishing an overall strategy for achieving those goals, and develoving a comperensive set of plans to integrate and coordinate organizational work. Artinya,  Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisai hingga tercapainya tujuan organisasi.
Setiap organisasi ataupun kegiatan, tak bisa lepas dari proses perencanaan. Menurut Schermerhorn J.R ( 1996 ), proses perencanaann meliputi lima tahapan, yaitu :
1.      Penetapan sasaran. Sasaran merupakan spesifikasi hal yang diharapkan
2.      Evaluasi kondisi sekarang. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kondisi sekarang dengan sasaran.
3.      Pengembangan kondisi masa depan. Hal itu dilakukan dengan mengembangkan skenario kondisi masa depan.
4.      Analisis alternatif tindakan dan rencana pencapaian sasaran
5.      Implementasikan dan evaluasi hasilnya.
6.       
B.     MANFAAT PERENCANAAN
Pada dasarnya, rencana dibuat dengan dua alasan, yaitu Protective Benefit ( untuk melindungi organisasi dari hal-hal yang tidak diinginkan ) dan Positive Benefit ( sebagai alat pacu untuk selalu berprasangka baik / optimis ).
Adapun manfaat perencanaan secara umum adalah :
·         Standar pelaksanaan dan pengawasan kegiatan jelas
·         Pemilihan tindakan sebagai alternatif terbaik
·         Penyusunan skala prioritas , baik sasaran maupun kegiatan
·         Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
·         Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
·         Alat untuk memudahakan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait.
·         Meminimalisirpekerjaan yang tidak pasti.
Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa fungsi perencanaan ada empat yaitu :
·         Perencanaan sebagai pengarah
·         Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian
·         Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya
·         Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas.

C.    HIERARKI RENCANA ORGANISASI
Menurut Stoner J.A ,R.E Freeman, dan DR. Gilbert Jr. (1995), rencana dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu rencana strategi dan rencana opersional.  Srategic plans  dibuat oleh high managersdan mendefinisikan tujuan umum dari organisasi. Sedangkan, operational plans merupakan implementasi dari strategic plans, yang merupakan deskripsi kegiatan sehari – hari.
Selain itu, sebuah organisasi juga perlu menetapkan tujuan jangka pendek ( mission statement )untuk mendukung tercapainya visi yang juga termaktub dalam stategic plans yang sudah ditetapkan oleh high managers. Karena hal itu merupakan tujuan umum organisasi yang didasarkan pemikiran tentang eksistensi atau keberadaan organisasi.
Secara umum, hierarki organisasi di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Sebelum penetapan misi, rencana strategis, dan rencana operasional. Perusahaan biasanya membentuk sebuah tim yang terdiri dari berbagai posisi jabatan untuk membahas dan menetapkan planning untuk sebuah kegiatan / proyek. Diataranya bisa berupa panitia perencana, bagian perencana, atau staff perencana. Pembentukan tim tersebut didasarkan fungsi dan kebutuhan dari proyek / kegiatan perusahaan.
a)      Panitia perencana, biasanya tim ini dibentuk oleh top managers dan anggotanya dipilih langsung berdasar keahlian dan kompetensi yang dibutuhkan proyek. Panitia perencana dibentuk untuk proyek berjangka pendek, dan setelah proyek selesai maka panitia dibubarkan.
b)      Bagian perencana,
c)      Staff perencana, tim ini dibentuk untuk kebutuhan proyek perusahaan berjangka panjang dan bersifat permanen. Di perusahaan, bagian ini biasa disebut RND ( Research and Development ) dan bertugas menetapkan berbagai bill of material yang dibutuhkan dalam berbagai pelaksanaan proyek besar dan kecil, serta menyiapkan rencana operasional proyek.

D.    ALAT BANTU DALAM MEMBUAT PERENCANAAN
Untuk memudahkan memudahkan membuat perencanaan, ada beberapa hal yang bisa kita manfaatkan. Diantaranya :
·         Perencanaan dengan Flow Chart. Pada dasarnya, pendekatan ini lebih seribg digunakan bagi mereka yang mendalami teknik komputer, teknik komunikasi, dan sistem informasi. Flow Chart adalah model grafis yang menunjukkan model sistem yang menggambarkan kejadian yang berkesinambungan (sequencial) dan keputusan ya atau tidak.
·         Perencanaan dengan Jaringan PERT (PERT Network). PERT adalah singkatan dari Program Evaluation and Review Technuique yang merupakan alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan penggambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan bagi pekerjaan yang sifatnya tidak rutin, berskala besar dan kompleks. Ada 4 konsep yang harus dipahami dalam PERT yaitu :
Ø  Event atau Kejadian, adalah indikator dari performa pekerjaan baik sebelum maupun sesudah pekerjaan dilakukan sekaligus juga menunjukkan apakah suatu pekerjaan lain dapat dilakukan atau tidak berdasarkan indikator ini.
Ø  Activity atau Kegiatan, adalah bagian dari berbagai pekerjaan yang sedang dalam pengerjaan dari keseluruhan pekerjaan yang berkesinambungan.
Ø  Time atau Waktu, menunjukkan perkiraan masa pengerjaan dari keseluruhan kegiatan sebagaimana diatur dalam PERT.
Ø  Critical Path atau indikator kritis, menunjukkan waktu kritis bagi pengerjaan kegiatan dalam rangka path yang dapat diterima.


E.     KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERENCANAAN
Dibalik berbagai tujuan dan manfaat dari planning, hal tersebut pasti juga menyimpan berbagai problematika yang mengiringinya. Sehingga dapat mempengaruhi keefektifan kerjanya. Dapat ditarik sebuah kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan dari planning itu sendiri, diantaranya :


a.       Kelebihan  perencanaan :
·         Sebagai alat ukur dalam orientasi skill dan kompetensi SDM
·         Dapat menyelesaikan masalah di masa mendatang secara cepat, efektif, dan efisien.
·         Sebagai visualisasi operasional perusahaan
·         Pembagian tanggung jawab dan tugas lebih tepat
·         Memudahkan dalam pemberian perintah bagi manajer, karena susunan organisasi dan garis perintah yang jelas.
·         Meminimalisir pekerjaan yang tidak pasti.
·         Menghemat waktu, usaha, dan dan
b.      Kekuranganperencanaan :
·         Asumsi pekerjaan yang terlalu berlebihan dalam kontribusinya di lapangan.
·         Pegawai cenderung menunda pekerjaan apabila planning yang dibuat lebih longgar dari kenyataannya.
·         Inovasi dan inisiatif sulit berkembang karena dibatasi planning
·         Karena sulit tercapai secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya sering terjadi penyimpangan sehingga mengakibatkan perubahan hasil akhir. Yang walaupun tidak berarti, namun tetap dianggap sebagai tindakan yang tidak konsisten dalam penerapan planning.
F.     HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan merupakan salah satu tugas dominan dari para manajer. Setiap keputusan yang diambil akan mempengaruhi  kinerja, terlebih keputusan yang bersifat kritis. Namun demikian, pengambilan keputusan untuk setiap problem tidak hanya didapat dari pemikiran yang logis. Tapi harus berorientasi pada planning yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar hasil yang diinginkan  dapat terpenuhi secara optimal. Masalah yang dihadapi setiap manajer dalam pelaksanaan proyek, sedikit banyak pasti sudah dipertimbangkan sebelumnya dan disiapkan problem solvingnya yang dianggap dapat menyelesaikan masalah dengan cepat, efektif, dan efisien.
G.    PROBLEM SOLVING DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PLAN
Penyelesaian masalah ( problem solving ) merupakan proses mengidentifikasi perbedaan antara kondisi aktual dan kondisi harapan. Yang selanjutnya mengambil tindakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Banyak perusahaan yang telah menggunakan pendekatan PDCA ( plan – do – check – action ) sebagai upaya memperbaiki kinerja secara berkesinambungan.

ACTION

DO
 





CHECK
                                                      SIKLUS PDCA



Dalam siklus PDCA diawali oleh fase “plan”, yaitu membuat perencanaan terkait berbagai hal yang terkait berbagai hal yang akan dilakukan untuk mencapai target tertentu. Selanjutnya, rencana tersebut diimplementasikan pada fase “do”. Dalam pelaksanaannya, tidak menutup kemungkinan akan ditemuinya permasalahan. Pada saat inilah diperlukan penyelesaian permasalahan dengan cara mencari akar permasalahan lalu pengambilan tindakan korektif. Proses pengontrolan hasil dan proses identifikasi masalah terjadi pada fase “check”. Sedangkan tindakan korektif dilakukan pada fase “action”. Apabila proses PDCA ini dilakukan secara konsisten, permasalahan akan menjadi semakin berkurang  sehingga kinerja mengalami peningkatan.


H.    LINGKUNGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang ataupun sebuah organisasi dalanm pengambilan keputusan. Secara umum informasi yang terkait dengan lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan keadaannya yaitu :
·         Pengambilan Keputusan di Saat keadaan yang pasti. Keadaan yang pasti (certainty) adalah keadaan di mana seseorang atau organisasi berhadapan dengan informasi yang lengkap mengenai suatu keadaan lingkungan yang dihadapinya, sehingga estimasi mengenai masa depan dapat dipastikan.
·         Pengambilan Keputusan di Saat keadaan yang tidak pasti.Keadaan yang tidak pasti (uncertainty) adalah keadaan di mana seseorang atau sebuah organisasi berhadapan dengan informasi yang tidak lengkap atau sebuah organisasi tersebut idak memilikii informasi mengenai masalah yang dihadapi. Sehingga problem solving yang dihasilkan pun terkesan ragu-ragu. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan harus bertindak cepat dan tegas dalam intervensi pendapatan informasi.
·         Pengambilan keputusan pada keadaan yang mengandung resiko.Keadaan yang mengandung risiko (risk condition) adalah keadaan di mana seseorang atau organisasi berhadapan dengan informasi yang dimiliki,namun relatif tidak lengkap jika di bandingkan dengan keadaan yang pasti, namun relatif memadi bila di bandingkan dengan keadaan yang tidak pasti.

I.       TAHAP – TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
            Setelah memperoleh informasi yang memadai, selanjutnya dilakukan proses pengambilan keputusan. Dengan tahapan sebagai berikut :
a)      Investigasi Situasi
Identifikasi masalah adalah langkah pengambilan keputusan sebagimana telah dijelaskan sebelumnya  yang dapat membedakan apa yang benar-benar masalah atau gejala,dan apa sebab akibat masalah tersebut.  Kemuian melakukan diagnosa penyebab masalah. Setelah itu, pengambil keputusan menentukan secara pasti apa yang menjadi sebab dan akibat.

b)      Penentuan Alternatif Solusi
Indentifikasi berbagai alternatif keputusan ditujukan untuk membangun beberapa alternatif solusi untuk dipututskan guna diambil sebagai langkah solusi. Salah satu metodenya ialah brainstorming atau curah ide, dimana seluruh pihak yang dilibatkan dalam penentuan alternatif secara kreatif dan bebas menawarkan berbagai langkah solusi yang terkait dengan masalah.
c)      Penilaian Alternatif dan Penentuan Keputusan
Evaluasi dan penilaian alternatif yang ada ialah penilaian berbagai alternatif yang muncul kemudian di ambil satu atau lebih alternatif yang dianggap terbaik.Penetuan altrernatif terbaik ialah kepastian yang dipilih dapat memberikan dampak alternatif yang positif atau tidak.
d)     Implementasi dan Pengawasan
Rencana implementasi ialah proses pelaksanaan rencana yang telah di susun untuk sebuah proyek. Dan proses pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaaannya di lapangan.




BAB V : DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI


Pada prinsipnya, organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama secara terstruktur untuk mencapai tujuan. Organisasi merupakan pola hubungan antarindividu di bawah arahan manajer unntuk mengejar tujuan bersama. Tujuan organisasi merpakan hasil keputusan yang disusun pada fase perencanaan. Dalam mengimplementasikan renccana, para high level managers perlu melakukan pengorganisasian.
A.    DEFINISI PENGORGANISASIAN
Pengorgannisasian merupakan proses pengaturan SDM dan sumber daya lainnnya untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Schemerhorn (1996), pengorganisasian meliputi pembagian pekerjaan, penugasan, pengalokasian sumber daya, dan koordinasi pekerjaan. Sering kali pengorganisasian dikaitkan dengan struktur organisasi. Secara garis besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian meliputi beberapa fungsi, diantaranya :
·         Spesialisasi kerja, adanya pembagian kerja yang dibagi menjadi beberapa bagian.
·         Pembagian departemen, Berdasarkan fungsi, produk, letak geografis, proses, dan jenis costumer.
·         Ada rantai komando, Sehingga banyaknya karyawan yang dibawahi harus dibatasi agar efektif dan efisien.
·         Pemusatan problem solving.
Sentralisasi : pengambilan keputusan secara terpusat pada level atas perusahaan
Desentralisasi : pengambilan keputusan dari level bawah yang terkait langsung dengan aksi
.
·         Formalisasi, ada standarisasi pada setiap organisasi sehingga perilaku karyawan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan.

B.     MACAM - MACAM DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Desain dan struktur organisasi merupakan pengelompokan dan pengorganisasian aktivitas organisasi. Menurut Schemerhorn (1996), struktur organisasi sistem tugas, hubungan pelaporan dan komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok. Berikut adalah pembagian macam – macam desain dan struktur organnisasi,
a.      Struktur Organisasi Tradisional
Dalam merancang struktur untuk mendukung pencapaian sasaran organisasi secara efektif dan efisien, para manajer dapat memilih untuk mengikuti desain yang lebih tradisional. Desain tersebut meliputi :
       I.            Struktur Organisasi Sederhana
Kebanyakan organisasi berawal sebagai usaha wirausaha dengan struktur sederhana yang terdiri atas para pemilik dan para karyawan . Struktur sederhana adalah desain organisasi dengan departementalisasi rendah, rentang kendali yang luas, wewenang terpusat padad seseorang, dan formalisasi rendah. Struktur ini lebih banyak digunakan oleh pengusaha kecil di mana pemilik dan manajer adalah satu orang yang sama. Ketika organisas bertumbuh, umumnya akan mencapai titik dimana ia harus menambah karyawan. Ketika jumlah karyawan meningkat, struktur itu  cenderung menjadi lebih terspesialisasi dan formal. Aturan dan tata tertib diperkenalkan, pekerjaan menjadi terspesialisasi, departemen dicipta, tingkat manajemen ditambah, dan organisasi menjadi semakin birokratis.
Kelebihan struktur ini adalah alur kerjanyacepat, fleksibel, murah biaya pemeliharaannya, dan pertanggung jawabannya jelas. Sedangkan kelemahannya adalahstruktur ini tidak memadai ketika organsasi berkembang, dan ketergantungan pada satu orang adalah beresiko.

    II.            Struktur Oganisasi Fungsional
Struktur kontempore fungsional adalah desain organisasi yang mengelompokkan spesialisasi pekerjaan yang serupa  atau terkait ke dalam satu kelompok. Itu adalah pendekatan fungsional terhadap departementalisasi yang diterapkan ke seluruh organisasi. Contohnya, PT. UBSyang diorganisasi berdasar fungsi operasi, keuangan, SDM, serta riset dan pengembangan produk.
Kelebihan dari struktur oranisasi ini adalah dari segi efisiensinya, yaitu penghematan biaya dari spesialisasi dan karyawan dikelompokkan dengan yang lain yang mempunyai tugas serupa.  Sedangkan kekurangannya adalah kecenderungan mengejar tujuan fungsional sehinggadapat menyebabkan para manajer dapat kehilangan pandangan tentangapa yang terbaik dari keseluruhan organisasi, spesialis fungsional menjadi terkucil dan sedikit memahami tentang apa yang dilakukan unit lainnya.


SKEMA STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL
 III.            Struktur Organisasi Divisional
Struktur divisional adalah struktur organisasi yang terdiri atas sejumlah unit atau divisi yang terpisah.  Dalam desain ini, tiap unit atau divisi mempunyai otonomi yang relatif terbatas, dengan manajer divisi yang bertanggung jawab atas kinerja dan mempunyai wewenang stratejik dan operasional atas unitnya.  Dalam struktur divisional, perusahaan induk biasanya bertindak sebagai pengawas luar untuk mengoordinasi dan mengendalikan berbagai divisi, dan sering memverikan layanan dukungan, seperti keuangan dan hukum. Contohnya yaitu : Wal-mart stores, inc divisinya meliputi wal-mart realty, international, dan speciality stores.
Kelebihan dari struktur ini adalah kualitas dari produk yang dihasilkan karena berfokus pada hasil para manajer divisi bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada produk dan jasa mereka. Sedeangkan kelemahannya adalah  kegiatan dan sumber daya yang rangkap.

b.      Struktur Organisasi Kontemporer

                   I.            Struktur Berbasis Tim
Keseluruhan organisasi tersusun atas sejumlah kelompok kerja atau tim yang menjalankan pekerjaan organisasi tersebut. Dalam struktur berbasis tim pemberdayaan karyawan sangat menentukan keberhasilan karena disitu tidak ada garis wewenang manajerial yang kaku yang mengalir dari ataas ke bawah. Sebaiknya tim karywan bebas mendesain pekerjaan menurut cara yang mereka anggap paling baik, akan tetapi tim-tim itu harus bertanggung jawab atas segala kegiatan kerja dan hasil kinerja dalam bidang mereka masing-masing. Di organisasi besar struktur tim melengkapi apa yang lazimnya berupa struktur fungsional atau divisional. Itu membuat organisasi dapat mempunyai efisiensi birokrasi sekligus menciptakan fleksibilitas yang diberikan tim.
Kelebihan struktur ini adalah karyawan lebih dilibatkan dan mempunyai wewenang, sertan mengurangi hambatan di antara bidang- bidang fungsional. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya rantai komando yang jelas.

                II.            Struktur Matriks dan Struktur Proyek
Struktur matriks adalah struktur organisasi yang menugaskan para spesialis dari departemen fungsional yang berbeda-beda untuk bekerja pada satu proyek atau lebih yang dipimpin oleh para manajer proyek. Desain matriks adalah bahwa struktur itu menciptakan rantai komando ganda. Dimana melanggar prinsip organisasi klasik tentang kesatuan komando. Para karyawan dalaam organisasi matriks tersebut mempunyai dua manajer, yaitu manajer departemen fungsional dan manajer proyek atau manajer produk mereka yang berbagi wewenang. Para manajer membuat otoritas atas para anggota fungsional yang menjadi bagian dari tim proyek manajer tersebut yang terkait dengan sasran proyek. Agar bisa bekerja secara efektif, manajer proyek dan manajer fungsional harus berkomunikasi secara teratur, mengoordinasikan permintaan kerja atas para karyawan, dan memecahkan konflik secara bersama. Meskipun struktur matriks berfungsi dengan baik dan terus menjadi pilihan desain struktur yang efektif bagi banyak organisasi -sejumlah organisasi menggunakan jenis struktur yang lebih canggih, yakni struktur proyek, di mana para karyawan senantiasa ditugaskan ke sejumlah proyek. 
Berbeda dengan struktur matriks, struktur proyek tidak mempunyai departemen formal tempat para karyawan kembali setelah proyek selesai. Sebagai gantinya para karyawan memboyong keterampilan khusus mereka, kemampuan mereka, dan pengalaman mereka ke proyek-proyek kerja yang lain. Struktur-struktur proyek cenderung menjadi desain organisasi yang sangat cair dan fleksibel. Tidak adda departementalisasi atau hierarki organisasi yang kaku yang menghambat pengambilan keputusan atau pengambilan tindakan. Dalam struktur seperti itu, para manajer berfungsi sebagai fasilitator, Pembina, dan pelatih, para manajer tersebut melayani tim-tim proyek dengan menghilangkan atau meminimalkan hambatan-hambatan organisasi dengan menjamin bahwa tim-tim proyek dengan menghilangkan atau meminimalkan hambatan-hambatan organisasi dengan menjamin bahwa tim-tim itu mmpunyai sumber daya yang mereka butuhkan untuk menyeleasaikan pekerjaan mereka secara efektiff dan efisien.
Kelebihan sturktur matriks dan proyek ini adalah desainnya  yang luwes dan lancar yang dapat menanggapi perubahan lingkungan, serta pengambilan keputusan yang lebih cepat. Sedangkan kelemahannya adalah kerumitan untuk menugaskan orang ke proyek, konflik tugas dan kepribadian antar karyawan.


             III.            Struktur Organisasi Tanpa Batas
Merupakan organisasi yang desainnya tidak didefenisikan oleh atau terbatas pada batas-batas horizontal, vertikal, atau eksternal yang dipaksakan oleh struktur yang telah ditentukan sebelumnya. Batasan-batasan internal- batasan horizontal yang didasarkan pada spesialisasi kerja dan departementalisasi  serta batasan vertikal yang memisahkan karyawan ke dalam tingkat organisasi  dan hierarki.  Kemudian ada batas-batas eksternal yang memisahkan organisasi tersebut dari pelanggan, pemasok, dan pemegang kepenting yang lain. Untuk menghapus batasan-batasan ini, manajer dapat menggunakan struktur organisasi virtual, jaringan, atau modular.
·         Organisasi virtual, adalah suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah kecil karyawan yang bekerja penuh dan untuk sementara mempekerjakan para ahli dari luar untuk mengerjakan  suatu peluang  yang muncul.
·         Organisasi jaringan, merupakan suatu pusat organisasi kecil yang menyerahkan fungsi bisnis utamanya pada pihak luar.
·         Organisasi moduler,  merupakan organisasi produksi yang menggunakan pemasok dari luar untuk menyediakan komponen produk atau modul yang kemudian dirakit menjadi produk jadi.
Kelebihan struktur tanpa batas adalah sangat fleksible dan responsif dalam menanggapi tiap masalah, serta menarik bakat di mana pun struktur ini ditemukan. Sedang kekurangannya adalahkurangnya kendali, kesulitan komunikasi.

              IV.            Struktur Pembelajaran
Merupakan organisasi yang telah mengembangkan kemampuan untuk terus-menerus beradaptasi dan berubah. Dalam organisasi pembelajar, para karyawan mempraktikkan manajemen pengetahuan dengan terus-mkenerus menerima dan berbagi pengetahuan baru serta bersedia menerapkan pengetahuan tersebut dalam pengambilan keputusan  atau pelaksanaan pekerjaan mereka. Beberapa ahli teori desain organisasi bahkan melangkah sedemikian jauh sehingga mengatakan bahwa kemampuan organisasi untuk melakukan, mempelajari, dan menerapkan pengetahuan  tersebut sewaktu menjalankan pekerjaan organisasi itu  barangkali merupakan sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan.
 Kelebihan struktur ini adalah para karyawan secara terus menerus berbagi dan menerapkan pengetahuan, kemampuan untuk belajar dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sedangkan kekurangannya adalah meminta para karyawan untuk berbagi apa yang mereka tahu dapat menjadi hal yang sulit, konflik kerja sama akan muncul.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar