1. TEORI PROPOSIONAL FAKTOR DARI
HEECKSCHER – OHLIN (H-O)
Teori modern Perdagangan Internasional adalah teori yang dikemukakan
pertama kali oleh Bertil Ohlin dalam bukunya interregional and
International Trade (1933). Sebagian dari teori Bertil
Ohlin didasarkan atas tulisan gurunya, yaitu Eli Heckscher, sehingga teori
ini lebih dikenal dengan teori Heckscher-Ohlin atau disingkat dengan
Teori H-O.
Menurut
teori H-O, Perdagangan internasional terjadi disebabkan perbedaan opportunity
cost suatu produk antara satu negara dengan negara lain, pertukaran
dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam jumlah proporsi faktor produksi
yang dimiliki (factor endowment) masing-masing negara.
Negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak/murah dalam memproduksinya
akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya.
Sebaliknya, negara akan mengimpor barang tertentu jika negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka/mahal. Misalnya negara Indonesia memiliki tenaga
kerja (TK) yang relatif besar, maka Indonesia akan berspesialisasi pada
produksi barang-barang yang relatif padat tenaga kerja (labor intensive)
dan mengekspornya. Jepang memiliki relatif banyak kapital (K),
maka negara Jepang akan berspesialisasi menghasilkan barang yang padat
kapital (capital intensive) dan kemudian mengekspornya ke negara lain.
Dalam
analisisnya, teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah
kurva isocost, yaitu kurva yang menggambarkan total
biaya produksi yang sama, dan kedua adalah kurvaisoquant,
yaitu kurva yang menggambarkan total produksi yang sama. Seperti
telah dipelajari dalam Teori Ekonomi Mikro, Khususnya teori produksi dan
biaya, keseimbangan akan terjadi apabila kurva isocost bersinggungan
dengan kurva isoquant. Jadi pada titik
persinggungan tersebut akan terjadi produksi yang optimal dengan biaya
tertentu. Contoh kurva isocost dapat dilihat pada
gambar dibawah ini
Dari gambar diatas, kemiringan isocost ( Ii, Iidan Iiuntuk
Inonesia dan Ij, Ij dan Ij untuk
negara Jepang) pada kedua gambar terlihat bahwa Indonesia memiliki relatif
banyak TK (tenaga kerja ) dan memiliki relatif sedikit K (kapital).
Sebaliknya Jepang memilki relatif banyak K dan relatif sedikit
TK. Pergeseran kurva isocost paralel mencerminkan
perbandingan harga faktor produksi adalah tetap.
Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui
bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat
dijelaskan dengan kurva isoquant. PetaIsoquant masing-masing
negara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa
barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor
intensive) sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan
barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive).
Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini,
masing-masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan
kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur
atau proporsi faktor produksi yang dimiliki.
Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2 sebagai
barikut:
1. Perdagangan internasional terjadi antara dua negara
(misal-nya Indonesia dan Jepang)
2.
Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pa-kaian dan
radio)
3.
Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor pro-duksi,
yaitu tenaga kerja dan kapital
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan
internasional (gain from trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel 3
berikut:
Tabel 3
Teori Proporsi Faktor dengan data hipotetis
2 Negara
|
Indonesia
|
Jepang
|
2 barang
|
Pakaian
|
Radio
|
Pakaian
|
Radio
|
2 F. produksi
|
TK
|
K
|
TK
|
K
|
Proses Produksi
|
Labor intensive
|
Capital intensive
|
Labor intensive
|
Capital intensive
|
Proporsi F. produksi
|
60 unit
(banyak)
|
15 unit
(sedikit)
|
30 unit
(sedikit)
|
60 unit
(banyak)
|
Isoquant
|
100 unit
|
20 unit
|
100 unit
|
20 unit
|
Isocost
|
$ 400
|
$ 600
|
$ 600
|
$ 400
|
Unit cost
|
$ 4
(murah)
|
$ 30
(mahal)
|
$ 6
(mahal)
|
$ 20
(murah)
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan
tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant
sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat
digambarkan dengan grafik dibawah ini.
Dari gambar
diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb:
1. Isoquant 100 unit pakaian
dilakukan dengan padat TK
a.
Di Indonesia,
Isoquant
untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A
dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100
unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini
disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia
relatif banyak dan murah , sehingga unit costnya hanya $4
b.
Di Jepang,
100
unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20
unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit
pakaian yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK
relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a.
Di Indonesia,
Isoquant
untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan
kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit
radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan
jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit
costnya adalah $ $30
b.
Di Jepang,
20 unit
radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK
dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang
padat karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20
Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut:
1. Harga/biaya
produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang
dimiliki oleh masing-masing negara
2. Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari
suatu jenis produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan
oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki.
3.
Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi
pro-duksi dan mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor
produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.
4.
Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu
karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan
mahal memproduksinya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar